Skip to main content

Seminar dengan doktor Kanade

Kalau pernah belajar video processing, pasti kenal yang namanya model Lucas-Kanade, yaitu persamaan yang digunakan untuk mengasumsikan pergerakan piksel (alias motion flow) di sepanjang frame video.
Nah, yang tadi pagi jadi pembicara di seminar tentang metode deteksi mobil adalah bapak doktor Takeo Kanade yang punya setengah model Lucas-Kanade itu. Karena menurut saya si bapak ini lumayan orang ngetop (setidaknya di dunia video processing :D ), jadilah saya dan seorang teman lab menghadiri seminar jauh-jauh ke kampus utama KAISTe, menghadiri seminar tentang seperti yang saya bilang tadi itu. Inti seminarnya adalah bagaimana metode yang dia gunakan untuk mendeteksi adanya apa yang oleh mata kita diidentifikasikan sebagai mobil (yakni ada rodanya, ada jendela, ada bentuk tertentu, dst) dari sebuah gambar. Walaupun hasilnya sangatlah lumayan mengagumkan, bagaimana si algoritma berhasil me-recognize (apa nih bahasa Indonesianya? menyadari?) semua mobil yang ada dalam satu gambar, walaupun ada beberapa mobil yg tertutup benda atau mobil lain (occluded... bahasa Indonesianya apa ya?), tetapi tetap saja penjelasan rumus matematiknya bikin saya ngantuk ^^;;;
Anyway, yang menarik bukannya itu sih. Ada beberapa hal yang buat saya cukup menarik perhatian. Pertama, waktu doski ngerjain disertasi doktornya tentang face recognition, tahun jaman kuda saya belum lahir, dia mesti merancang dan membuat sendiri semua peralatannya mulai dari kamera, port ke komputer, sampe ke programnya (*sembah-sembah*). Membuat kita berpikir, jaman sekarang mau riset tentang object detection di video terkompresi (macam MPEG-2 yang ada di DVD itu atau yg sekarang lagi ngetop H.264/AVC) semua sudah ada. Kamera digital banyak, program coding tinggal donlod, bingung nyari rumus tinggal ngGoogle... Orang2 jaman dahulu memang top markotop...
Kedua, ternyata doski muncul sesaat di film Surrogates :D jadi cameo sebagai salah satu narasumber tentang robotic (walaupun sebenarnya dia emang ahlinya). Dan dia bilang, filmnya gak begitu bagus.. hahahah... (speaking of Surrogates itu, padahal saya baru nonton minggu kemaren dan gak ngeh ada adegan si bapak Kanade -_-;;; ) (eh speaking of Surrogates itu lagi.. pas surrogates nya pada di-shut down, kok gak ada kejadian pesawat jatuh atau kereta api yang derailed ya? aneh bin ajahib...).
Ketiga, doski dengan bangganya mengaku sebagai satu2nya professor yang pernah muncul di Superbowl alias liga american football. Soale dia merancang sistem berjudul EyeVision, yaitu sistem yang menggunakan puluhan kamera video high resolution high zoom capacity yang dipasang di sekeliling lapangan football untuk membuat efek seperti di film Matrix (dan dia bilang dia belon pernah nonton Matrix... -_-), efek yang itu loh, yang pas orangnya ditembak, trus kameranya muterin si orang in slow motion. Tadi pagi itu saya baru tau bagaimana membuat efek seperti itu. Ternyata, di sekeliling si boga lakon di pasang ratusan kamera yang memotret gerakan si orang itu. Jadi, kalo gambar2 dari kamera2 itu digabung kita bisa bikin efek seakan2 kameranya bergerak memutari orang yang sedang diem. Nah, pak Kanade bikin sistem ini buat ngerekam di lapangan football, jadi klo di-replay kita bisa liat gerakan orang dari sisi lain, persis replay-nya game FIFA dari EA.
Keempat, ini tentang risetnya yang lain, tentang alignment (apa yah bahasa Indonesianya? uh, dari tadi banyak istilah2 yang susah di-Indonesia-kan) titik2 di wajah manusia, berkaitan dengan pergerakan wajah manusia. Jadi doski men-demo-kan aplikasi yang secara realtime bisa mendeteksi titik2 pada wajah manusia, misalnya hidung di mana, mata di mana, dagu di mana (dengan tingkat kedetilan yang tinggi, jadi misalnya di hidung ada 4 atau 5 titik alignment). Nah, dengan mendeteksi titik2 itu, dia bisa merekonstruksi wajah orang lain untuk bergerak sesuai dengan hasil alignment dari realtime detection itu. Di demonya, diperlihatkan bagaimana dia membuat wajah Obama bergerak-gerak sesuai dengan pergerakan wajahnya yang lagi bercakap-cakap dalam bahasa Jepun... top!!
Memang tidak salah, dia bilang, kalo mau bikin paper atau presentasi topik, bikinlah yang overwhelming, yang bikin orang mikir, ".. how can he do that??". Satu hal lagi, dia bilang, kalo kita bisa meyakinkan audience mengenai kerjaan kita, mereka gak bakal bertanya bagaimana metoda nya atau efisiensi atau kemampuannya. Instead, kerjaan kita memang bener2 oke kalo audience-nya bertanya, "berapa harganya?" :D cool...
Seminar berakhir jam setengah satu kurang. Mungkin saking ngetopnya doski, temen saya sampe nawarin, mo foto bareng gak? Heheh.. boleh juga, tapi ternyata tidak jadi :D
Sekarang saatnya kembali bekerja, biar bisa ada hasil seperti bapak Kanade... nuhun sensei udah datang jauh2 :)

Comments

thx for sharing hou. menarik.
tapi reply itu artinya menjawab. pantesan aku binun baca cerita kamera di lapangan bola :D
gugling si bapak ah..
Houari Sabirin said…
binun bagaimana mi? berarti penjelasannya kurang jelas neh :D
Nah, pak Kanade bikin sistem ini buat ngerekam di lapangan football, jadi klo di-jawab kita bisa liat gerakan orang dari sisi lain, persis jawab-nya game FIFA dari EA.


itu loh yg bikin binun hihihihi
Houari Sabirin said…
ooo.. ahaha... salah, mestinya "replay" ya? XD
Danu Pranantha said…
Wow, keren euy.. bacanya aja dah keren.. palagi aslinya.. Bikin teori motion flow tambahan dong say namanya Lucas-Kanade-Houaru :))
Ada papernya mbah Kanade ga say ttg deteksi mobil dan ngatasi occlusion? Tolong dikirimin kalo ada ya
Houari Sabirin said…
wah sembarangan Lucas-Kanade-Houaru... saya mau teori saya sendiri aja ah. papernya ada gak ya? ntar dicari (klo sempet, klo inget :D )

Popular posts from this blog

Palbong Bakery House, Cheongju

Karena nonton drama Kim Tak Gu, kisah si anak (haram) boss tukang roti, yang berjumlah 30 episode, dan setiap episode berdurasi 1 jam-an, jadinya terkena cuci otak berupa mengunjungi Palbong Bakery House tempat si Tak Gu belajar menjadi ahli roti. Lokasi shooting-nya ada di Soam-gol, Cheongju. Di kaki sebuah bukit di Sangdang-dong. Seperti lazimnya lokasi shooting, hanya tampak luar sahaja yang sesuai dengan apa yang ditampilkan di drama. Bagian dalam dari Palbong Bakery mungkin di-shoot di lokasi lain. Di Palbong Bakery yang di Cheongju ini isinya sekarang cafe kecil yang juga menjual roti (roti kampung, katanya...) bukannya rotinya si Tak Gu. Di lantai dua, kalau di drama-nya ceritanya adalah dapur roti, aslinya adalah sofa-sofa tempat pengunjung bisa santai-santai menikmati pemandangan kota Cheongju. Di Soam-gol nya sendiri, sebuah kampung dengan gang-gang di kaki gunung, sepertinya juga tempat shooting drama yang lain, soalnya ada foto-foto scene drama dan artis2nya. Se

Walküre 3rd Live - Walküre wa Uragiranai at Yokohama Arena

Jadi tahun ini akhirnya ada kesempatan ikut bermoyasu bersama dengan Walküre di 3rd live event di Yokohama Arena. Itu juga cuma dapat tiket berdiri di belakang baris terakhir di lantai 2, dan dengan sukses nonton setengah panggung dan setengah punggung orang di depan 😆. Sedangkan hari kedua gak dapat tiket dan mau nonton live viewingnya di Toho juga asa kumaha gitu... kalau kata kang Yayan mah kurang greget (tidak sambil menggerek leher pakai lampu TL). Anyway, jadi berikut ini sekilas highlight konsernya. Pagi-pagi habis subuh jadinya langsung melesat ke stasiun ke Shin-Yokohama, berkaca dari pengalaman di masa lalu dalam perihal mengantre buat concert goods. Jadi jam setengah 8an lebih akhirnya sampai di Yokohama Arena dan langsung kucluk-kucluk nyari tempat orang mengantre. Ekspektasinya sih udah mengular tapi ternyata jam segitu baru sekitar ada 30an orang. Yoy!! Mission accomplished! Cukup lah buat bisa dapet goods yang dikecengin. Kecuai kalau 30 orang itu pada bel