Melupakan sejenak hidden Markov model...saya ingin sedikit cerita tentang bis kota di Daejeon. Di negri serba teratur ini (kecuali ajuma-ajuma yang suka nyebrang jalan sembarangan ^^;;;), transportasi umum lumayan nyaman digunakan. Terutama bis kota, yang nyaris jadi mobil pribadi saya buat jalan-jalan keliling kota walaupun tak sampai bisa duduk di samping pak supir yang sedang bekerja mengendarai bis supaya baik jalannya. Rute bis kota Daejeon boleh dibilang mirip rute angkot di Bandung: dari tengah kota sampai ke pinggir kota, dari tengah gunung sampai ke pinggir sungai, semua ada. Tentu saja, untuk beberapa rute kita harus transit (cieh, transit) dari satu rute ke rute lain, juga terkadang harus jalan beberapa puluh meter untuk mencapai halte bis terdekat, termasuk juga menunggu bis nya datang. Untungnya bis kota Daejeon lumayan tepat waktu. Di hampir tiap halte kita bisa melihat bus apa yang akan datang berapa menit lagi dan posisi terakhir ada di mana. Kebanyakan bis datang sek...
Tulisan dari cerita sehari-hari