Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2009

Bis kota Daejeon

Melupakan sejenak hidden Markov model...saya ingin sedikit cerita tentang bis kota di Daejeon. Di negri serba teratur ini (kecuali ajuma-ajuma yang suka nyebrang jalan sembarangan ^^;;;), transportasi umum lumayan nyaman digunakan. Terutama bis kota, yang nyaris jadi mobil pribadi saya buat jalan-jalan keliling kota walaupun tak sampai bisa duduk di samping pak supir yang sedang bekerja mengendarai bis supaya baik jalannya. Rute bis kota Daejeon boleh dibilang mirip rute angkot di Bandung: dari tengah kota sampai ke pinggir kota, dari tengah gunung sampai ke pinggir sungai, semua ada. Tentu saja, untuk beberapa rute kita harus transit (cieh, transit) dari satu rute ke rute lain, juga terkadang harus jalan beberapa puluh meter untuk mencapai halte bis terdekat, termasuk juga menunggu bis nya datang. Untungnya bis kota Daejeon lumayan tepat waktu. Di hampir tiap halte kita bisa melihat bus apa yang akan datang berapa menit lagi dan posisi terakhir ada di mana. Kebanyakan bis datang sek

Cheongnamdae, Presidential Retreat

Seperti di Indonesia, presiden Korea pun punya tempat2 peristirahatan di luar ibu kota. Kalau yang satu ini letaknya di tengah hutan, di kaki gunung, di pinggir danau (semuanya nyampur, bingung dah..). Tempat bernama Cheongnamdae ini letaknya sekitar 30 menit (20 menit kalau sopir nya ngebut) dari kota kecil Muneui di sisi sebelah utara danau Daecheong, sekitar 20 km lebih dari Daejeon. Untuk menyambangi Cheongnamdae, kita mau tak mau harus menaiki bis yang khusus disediakan dari Muneui ke sana, tersedia setiap 20 menit, karena aturannya demikian. Ongkos pulang pergi 2,400 won dan tiket masuknya sendiri 5,000 won. Pergi ke Muneui sendiri cukup merepotkan kalau gak punya kendaraan sendiri. Mesti naik bis desa Cheongju yang tersedia 1 jam sekali dari Sintanjin, sebelah utara Daejeon. Si Cheongnamdae ini dulunya tempat presiden Korea menikmati libur musim panas, tapi kemudian dibuka untuk publik oleh presiden Roh (serem banget namanya). Begitu turun bis, kita akan disambut guide yang menj

(maksudnya pergi ke) Floritopia 2009

Tapi namun apa daya nasib tidak beruntung. Tadinya diajak kunjungan gratis ke Floritopia di Anmyeon-do dari Asan, bareng para pekerja2 Korea, Filipina, Bangladesh, etc etc (Indonesia juga). Ternyata malah mutar balik gara2 macet, akhirnya diarahkan ke pantai (sekitar Anmyeon-do sepertinya, tapi entah di mana) dimana sebuah Tanah Lot-wannabe berada dan dilanjutkan ke gunung entah apa di sekitar sana juga. Plus menyaksikan 2 kakek-kakek Korea brengsek yang mabok di dalam bis yang teriak-teriak minta norebang akhirnya diturunkan di tengah jalan. Memang alkohol itu sumber dari segala maksiat...

Bomun Mountain

Sehubungan hari ini hari anak nasional (Korea) dan tidak hujan, maka saya putuskan untuk jalan-jalan hiking di gunung. Kali ini korbannya adalah gunung Bomun (Bomunsan) di selatan Daejeon yang punya dua puncak (alias dua gazebo di titik paling atas) yang satu puncak Bomunsan-nya, yang satu lagi Bomunsan Fortress (Bomunsan-seong). Jaraknya masing-masing terpisah 1.2 km. Di kaki gunung ada plaza tugu pahlawan mengenang para pejuang PBB merebut Daejeon dari cengkraman Korut. Dan di bawahnya lagi ada tempat wisata (amusement park) plus taman renang seperti Karang Setra, yang dua2nya sudah dismissed, hanya tinggal kenangan, termasuk gondolanya. Waktu tempuh: 4 jam sahaja pulang pergi (+ ambil napas, makan tomat, foto2). Pulangnya salah naik bis, menyasarkan diri di depot subway Daejeon.