Skip to main content

Cheongnamdae, Presidential Retreat




Seperti di Indonesia, presiden Korea pun punya tempat2 peristirahatan di luar ibu kota. Kalau yang satu ini letaknya di tengah hutan, di kaki gunung, di pinggir danau (semuanya nyampur, bingung dah..). Tempat bernama Cheongnamdae ini letaknya sekitar 30 menit (20 menit kalau sopir nya ngebut) dari kota kecil Muneui di sisi sebelah utara danau Daecheong, sekitar 20 km lebih dari Daejeon. Untuk menyambangi Cheongnamdae, kita mau tak mau harus menaiki bis yang khusus disediakan dari Muneui ke sana, tersedia setiap 20 menit, karena aturannya demikian. Ongkos pulang pergi 2,400 won dan tiket masuknya sendiri 5,000 won. Pergi ke Muneui sendiri cukup merepotkan kalau gak punya kendaraan sendiri. Mesti naik bis desa Cheongju yang tersedia 1 jam sekali dari Sintanjin, sebelah utara Daejeon.
Si Cheongnamdae ini dulunya tempat presiden Korea menikmati libur musim panas, tapi kemudian dibuka untuk publik oleh presiden Roh (serem banget namanya). Begitu turun bis, kita akan disambut guide yang menjelaskan rute guide. Pengunjung dipersilahkan bebas mengunjungi semua tempat dan rute2 yang tersedia. Di bagian depan kita dipersilahkan masuk ke ruang pameran koleksi presiden2 terdahulu yang pernah tinggal di Cheongnamdae. Setelah itu kita bisa masuk ke dalam kompleks Cheongnamdae dan mengunjungi fasilitas-fasilitas yang ada di dalamnya: Rumah presiden, kolam ikan, lapangan golf, lapangan tenis, kolam renang, tempat istirahat, tempat minum teh, dll.
Setelah gerbang masuk Cheongnamdae, kita akan disambut dengan deretan pohon pinus di sisi kiri dan kanan jalan. Bukan sembarang pinus karena bentuknya mirip pohon beringin. Di ujung jalan terletak bangunan utama rumah peristirahatan. Untuk masuk ke sana, terlebih dahulu kita harus melepaskan alas kaki dan membawanya di dalam kantong keresek yang disediakan, kemudian mengganti alas kaki dengan sendal yang disediakan. Bangunan utama terdiri dari dua lantai. Lantai bawah terdapat ruang tunggu, ruang rapat, dan beberapa kamar tamu yang mirip kamar hotel. Lantai dua terdapat ruang tidur utama yang luas lengkap dengan kamar mandi dengan jacuzzi, ruang kerja presiden yang menghadap ke danau, ruang keluarga, ruang makan, empat kamar tidur, dapur, dan juga ada ruang relaksasi yang berisi bantal2 dan alas duduk beralaskan tikar dan pembatas dinding bergambar pemandangan, benar-benar ala Korea jaman raja2. Sayang sekali kita tidak dapat memotret di dalam bangunan utama (kecuali bawa kamera tersembunyi bisa kali yah).
Di bagian sisi bangunan utama terdapat lapangan tenis, kemudian di belakangnya ada kolam renang (yang sekarang gak ada airnya) dan kolam dengan air mancur. Kalau mau foto-foto, di sana ada tukang potret yang siap dengan notebook dan printer untuk mencetak foto instan. Tak jauh dari sana ada gerbang masuk ke rute hiking presiden (ternyata gak hanya rakyatnya, presidennya pun suka hiking) menuju paviliun yang terletak di sisi danau di atas bukit.
Fasilitas lainnya, di sebelah depan dari gedung utama, terdapat kolam penangkaran ikan. Di depan kolam itu ada lapangan heliport. Keluar gerbang kompleks, berjalan ke arah selatan, terdapat panggung terbuka buat event-event festival (bukan acara kepresidenan, ini mungkin dibuat setelah Cheongnamdae dibuka untuk umum). Lalu jalan lebih jauh lagi kita akan menemukan lapangan terbuka di kaki bukit yang ternyata lapangan golf presiden. Di sisi lapangan golf, ada jalan tanah dengan pohon2 di kedua sisinya. Di sana kita bisa berjalan menuju pondok peristirahatan sambil menikmati pemandangan danau Daecheong. Di tengah-tengah perjalanan kita bisa menemukan kapal koleksi presiden yang sudah didisfungsikan.
Sebenarnya masih ada lagi tempat yang bisa dikunjungi, yaitu rute jalan di sisi danau, tapi waktunya tidak memungkinkan, karena harus mengejar bus kembali ke Sintanjin (capek amat ngejar2 bus). Lain kali harus datang lebih pagi, dan pas cuaca cerah.

Comments

Yadza Lafaliqa said…
nnaahh ini......!!!XD

contreng saya....!!!!!XD
bagus jg ya tempatnya..
tnyt deket dejon ya.. kapan presiden istirahat di situ? gak sempet ya saking sibuknya? jadi tempatnya dibuka utk umum? hihihi
boni pudjianto said…
bagus ya ... nanti kalo udah fit, mau jalan juga kesana :-)
Maseko Sakazawa said…
ajeeb :) narsis emang harus, biar tetep eksis :)
Houari Sabirin said…
bagus mas, ntar klo mau ke sana ajak2 ya, soalnya kemaren mendung kurang begitu bagus buat foto2
hafiz ahmad said…
pak jari kembali getol berjalan2! siap untuk jadi presiden, pak? xi xi xi...
warna warni said…
itu mereknya COREX bukan yah .... :D

Popular posts from this blog

Palbong Bakery House, Cheongju

Karena nonton drama Kim Tak Gu, kisah si anak (haram) boss tukang roti, yang berjumlah 30 episode, dan setiap episode berdurasi 1 jam-an, jadinya terkena cuci otak berupa mengunjungi Palbong Bakery House tempat si Tak Gu belajar menjadi ahli roti. Lokasi shooting-nya ada di Soam-gol, Cheongju. Di kaki sebuah bukit di Sangdang-dong. Seperti lazimnya lokasi shooting, hanya tampak luar sahaja yang sesuai dengan apa yang ditampilkan di drama. Bagian dalam dari Palbong Bakery mungkin di-shoot di lokasi lain. Di Palbong Bakery yang di Cheongju ini isinya sekarang cafe kecil yang juga menjual roti (roti kampung, katanya...) bukannya rotinya si Tak Gu. Di lantai dua, kalau di drama-nya ceritanya adalah dapur roti, aslinya adalah sofa-sofa tempat pengunjung bisa santai-santai menikmati pemandangan kota Cheongju. Di Soam-gol nya sendiri, sebuah kampung dengan gang-gang di kaki gunung, sepertinya juga tempat shooting drama yang lain, soalnya ada foto-foto scene drama dan artis2nya. Se

Walküre 3rd Live - Walküre wa Uragiranai at Yokohama Arena

Jadi tahun ini akhirnya ada kesempatan ikut bermoyasu bersama dengan Walküre di 3rd live event di Yokohama Arena. Itu juga cuma dapat tiket berdiri di belakang baris terakhir di lantai 2, dan dengan sukses nonton setengah panggung dan setengah punggung orang di depan 😆. Sedangkan hari kedua gak dapat tiket dan mau nonton live viewingnya di Toho juga asa kumaha gitu... kalau kata kang Yayan mah kurang greget (tidak sambil menggerek leher pakai lampu TL). Anyway, jadi berikut ini sekilas highlight konsernya. Pagi-pagi habis subuh jadinya langsung melesat ke stasiun ke Shin-Yokohama, berkaca dari pengalaman di masa lalu dalam perihal mengantre buat concert goods. Jadi jam setengah 8an lebih akhirnya sampai di Yokohama Arena dan langsung kucluk-kucluk nyari tempat orang mengantre. Ekspektasinya sih udah mengular tapi ternyata jam segitu baru sekitar ada 30an orang. Yoy!! Mission accomplished! Cukup lah buat bisa dapet goods yang dikecengin. Kecuai kalau 30 orang itu pada bel