Skip to main content

We went to Kyoto!



Akhirnya de facto dan de jure berhasil mengunjungi negeri saudara tua... haha.. Ternyata waktu di sana perasaan saya nggak segitu seheboh yang dulu saya rasakan waktu ingin banget ke sana... Sudah sadar diri nampaknya haha..

Tapi beneran, Jepang itu rasanya seperti versi lebih bersihnya Korea. Jalanan, tempat wisata, semuanya bersih banget! Juga kalau dibandingkan sama Korea, gak ada mobil yang parkir sembarangan di pinggir jalan. Untuk beberapa hal, pergi ke sana tuh hampir gak kerasa bedanya ama di sini selain harga-harga yang membuat otak berpikir untuk menghitung nilai tukar yen ke won (seperti pertama-tama menghitung-hitung nilai tukar won ke rupiah). Juga harus lebih teliti memeriksa ingredients di nasi kepal (membaca dan meng-scrutiny kanji buat bahan2 tertentu emang repot yah dibandingkan membaca hangul).

Cerita selengkapnya nanti akan dilanjutkan :)

Comments

Popular posts from this blog

Nonton konser Momusu...

... di Olympic Hall, Olympic Park, Seoul hari minggu kemarin... Karena tak boleh motret dalam ruangan konser, taspun harus dititipin, jadi cuma bisa motret di luaran, di dalam.. ya pake kamera ponsel seadanya. Konsernya sendiri... hmm... not bad. Walaupun sudah tidak mengikuti perkembangan Momusu, tapi karena mereka menyanyikan seluruh single mereka dari Morning Coffee sampai yg terakhir (entah apa), jadi menyenangkan juga (sempat ikut teriak 'oi! oi! oi!' di single2 lama, dan tau2 sudah mengacung2kan tangan di lagu Happy Summer Wedding... hahaha...). Yang cukup mengejutkan, di sini ternyata lebih banyak cewek yg nonton dan histeris, dibandingkan yg biasa di lihat di dvd konser kan biasanya mas mas otaku... Toyyib... toyyib.... hihi...

What is wrong with those Gals?

Di cerita2 Indonesia jaman dulu: Sangkuriang, Roro Mendut, Putri Jambe, semuanya bercerita tentang cewek yang menerima lamaran cowok, tapi dengan syarat mesti membuat sesuatu yang luar biasa. Setelah itu, melihat sang cowok mampu melakukan syarat-syarat yg dia tentukan, dengan segala upaya akhirnya menggagalkan upaya sang cowok dengan berbagai macam tipu daya. Jadi inikah stereotip wanita Indonesia? Daripada menolak, lebih baik membuat sang cowok bahagia terlebih dahulu, setelah itu ditipu? Cuma mendeduksi fakta... tiada maksud menyinggung... ^_^v *kabur...* oh iya, saya belum nerusin Reason #2 ya... ^^;;;

Kunjungan ke Kareem

... bahkan bumbu nasi kebabnya pun dibungkus sampai ke Daejeon.. ntar masak deh di mabes.. Teringat request Umar ttg foto2 di Kareem, saya jadi ngubek2 isi hdd nyari2 itu foto2 jaman berkunjung ke warung kebabnya Anna Maria bukan Roy Marten berjudul Kareem bukan Abdul Jabbar pula... Setelah siang resah, malam gelisah, makan tak enak, tidur tak nyenyak memikirkan raibnya foto2 itu di hdd, akhirnya tadi malam saya temukan teronggok begitu saja di folder dengan judul "New Folder" di notebook (astaga... di sana ternyata...). Jadilah saya upload..