Skip to main content

Translating Indonesian...

Beberapa bulan akhir-akhir ini sering dapat arubaite menterjemahkan dokumen2 dari Indonesia ke Inggris dan vice versa. Karena hal itulah, terkadang jadi ingat komik Asterix yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Setelah melihat edisi bahasa Inggrisnya, dan teringat (selintas-lintas) edisi bahasa Indonesianya, saya jadi kagum sama para penterjemahnya (Ny.A.Rahartati Bambang Haryo, Bondan Winarno, Yayuk, Rio and Rana Helmi, Fauzia Supangat, Laksmi F.Zakir, Parakitri, Wiwik K. Budiarso, sumber: http://www.asterix-obelix.nl/manylanguages/indonesia.htm) yang dengan kreatifnya bisa membuat humor2 ada srimulat Galia (LOL) dalam bahasa aslinya (mungkin Perancis kali ya...) tetap fresh dalam bahasa Indonesia (termasuk misalnya nama-nama para karakter: kutubusukus, nolnolpituix, etc etc...).

Comments

maria lubis said…
tetowwww ...
kalow saya jadi bu roki guru bahasa indonesia, kamuh udah disetrap, eM
bukan penterjemah, penerjemah.
Houari Sabirin said…
ahaha...
maaf, saya kan bahasa indonesia cuman dapat C

btw, bu roki itu yg suka ditiru ama dandi?
maria lubis said…
iya, bu rokamah, hehehe

Popular posts from this blog

Palbong Bakery House, Cheongju

Karena nonton drama Kim Tak Gu, kisah si anak (haram) boss tukang roti, yang berjumlah 30 episode, dan setiap episode berdurasi 1 jam-an, jadinya terkena cuci otak berupa mengunjungi Palbong Bakery House tempat si Tak Gu belajar menjadi ahli roti. Lokasi shooting-nya ada di Soam-gol, Cheongju. Di kaki sebuah bukit di Sangdang-dong. Seperti lazimnya lokasi shooting, hanya tampak luar sahaja yang sesuai dengan apa yang ditampilkan di drama. Bagian dalam dari Palbong Bakery mungkin di-shoot di lokasi lain. Di Palbong Bakery yang di Cheongju ini isinya sekarang cafe kecil yang juga menjual roti (roti kampung, katanya...) bukannya rotinya si Tak Gu. Di lantai dua, kalau di drama-nya ceritanya adalah dapur roti, aslinya adalah sofa-sofa tempat pengunjung bisa santai-santai menikmati pemandangan kota Cheongju. Di Soam-gol nya sendiri, sebuah kampung dengan gang-gang di kaki gunung, sepertinya juga tempat shooting drama yang lain, soalnya ada foto-foto scene drama dan artis2nya. Se

Walküre 3rd Live - Walküre wa Uragiranai at Yokohama Arena

Jadi tahun ini akhirnya ada kesempatan ikut bermoyasu bersama dengan Walküre di 3rd live event di Yokohama Arena. Itu juga cuma dapat tiket berdiri di belakang baris terakhir di lantai 2, dan dengan sukses nonton setengah panggung dan setengah punggung orang di depan 😆. Sedangkan hari kedua gak dapat tiket dan mau nonton live viewingnya di Toho juga asa kumaha gitu... kalau kata kang Yayan mah kurang greget (tidak sambil menggerek leher pakai lampu TL). Anyway, jadi berikut ini sekilas highlight konsernya. Pagi-pagi habis subuh jadinya langsung melesat ke stasiun ke Shin-Yokohama, berkaca dari pengalaman di masa lalu dalam perihal mengantre buat concert goods. Jadi jam setengah 8an lebih akhirnya sampai di Yokohama Arena dan langsung kucluk-kucluk nyari tempat orang mengantre. Ekspektasinya sih udah mengular tapi ternyata jam segitu baru sekitar ada 30an orang. Yoy!! Mission accomplished! Cukup lah buat bisa dapet goods yang dikecengin. Kecuai kalau 30 orang itu pada bel