Skip to main content

Belajar high dynamic range




Melihat foto2 high dynamic range (hdr)-nya bos Hadi, dan melihat foto2 hdr lain di internet, saya jadi kepingin nyoba juga, dan akhirnya menyadari fungsi bracketing di kamera (ternyata selama ini kurang menggauli...:D ). Jadi intinya, seperti yang diberitahu di sini, kita menggabungkan beberapa foto dengan tingkat eksposure (exposure di bahasa Indonesia-in jadi apa ya..) yang berbeda-beda, lalu di atur tone mapping-nya (ya semacam itu lah, selanjutnya baca saja di wiki atau di mana tentang hdr ini) hasilnya seperti yang ada di sini. Ternyata bermanfaat untuk melawan cahaya terang dan membirukan langit seperti menggunakan filter circular polarize kata pak hulubalang Hendry (btw, itu filter udah lama gak dipake...).
Di sini ada 4 foto. Foto pertama aslinya, foto kedua hasil gabungin 3 foto, hasilnya langitnya jadi lebih jelas. Foto ketiga aslinya, foto keempat hasilnya latar depan rumah-rumahnya jadi gak gelap dan langitnya tetap bagus.
Masih harus belajar... biar lebih bagus.... dan jangan lupa pakai tripod (soalnya beberapa foto percobaan yg lain pada menceng-menceng jadi pas disatuin pada berbayang... -_- )

Comments

exposure = paparan :)

hehe sama gw jg kurang menggauli dslr. selama ini hdr pake software..
siiip :D
yg ini keren, emang hdr itu tergantung bgt ama langitnya kupikir

Popular posts from this blog

Nonton konser Momusu...

... di Olympic Hall, Olympic Park, Seoul hari minggu kemarin... Karena tak boleh motret dalam ruangan konser, taspun harus dititipin, jadi cuma bisa motret di luaran, di dalam.. ya pake kamera ponsel seadanya. Konsernya sendiri... hmm... not bad. Walaupun sudah tidak mengikuti perkembangan Momusu, tapi karena mereka menyanyikan seluruh single mereka dari Morning Coffee sampai yg terakhir (entah apa), jadi menyenangkan juga (sempat ikut teriak 'oi! oi! oi!' di single2 lama, dan tau2 sudah mengacung2kan tangan di lagu Happy Summer Wedding... hahaha...). Yang cukup mengejutkan, di sini ternyata lebih banyak cewek yg nonton dan histeris, dibandingkan yg biasa di lihat di dvd konser kan biasanya mas mas otaku... Toyyib... toyyib.... hihi...

What is wrong with those Gals?

Di cerita2 Indonesia jaman dulu: Sangkuriang, Roro Mendut, Putri Jambe, semuanya bercerita tentang cewek yang menerima lamaran cowok, tapi dengan syarat mesti membuat sesuatu yang luar biasa. Setelah itu, melihat sang cowok mampu melakukan syarat-syarat yg dia tentukan, dengan segala upaya akhirnya menggagalkan upaya sang cowok dengan berbagai macam tipu daya. Jadi inikah stereotip wanita Indonesia? Daripada menolak, lebih baik membuat sang cowok bahagia terlebih dahulu, setelah itu ditipu? Cuma mendeduksi fakta... tiada maksud menyinggung... ^_^v *kabur...* oh iya, saya belum nerusin Reason #2 ya... ^^;;;

Kunjungan ke Kareem

... bahkan bumbu nasi kebabnya pun dibungkus sampai ke Daejeon.. ntar masak deh di mabes.. Teringat request Umar ttg foto2 di Kareem, saya jadi ngubek2 isi hdd nyari2 itu foto2 jaman berkunjung ke warung kebabnya Anna Maria bukan Roy Marten berjudul Kareem bukan Abdul Jabbar pula... Setelah siang resah, malam gelisah, makan tak enak, tidur tak nyenyak memikirkan raibnya foto2 itu di hdd, akhirnya tadi malam saya temukan teronggok begitu saja di folder dengan judul "New Folder" di notebook (astaga... di sana ternyata...). Jadilah saya upload..