Skip to main content

Haeundae

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Science Fiction & Fantasy
Ini film Korea pertama yang saya tonton di bioskop. Kenapa sampai berani-beraninya nonton film yang nontonnya pun bakal nggak ngerti? Mungkin mainly karena special effect-nya yang benar2 oke, ala Hollywood.
Karena nggak ngerti bener bahasa sini, plus lagi sebagian besar mereka ngomong dengan dialek Busan ("ya" jadi "ye", "we" jadi "wa"), maka sepanjang film dicoba mengerti dengan menebak-nebak sahaja. Yang ditunggu-tunggu sih ya adegan tsunaminya datang menerjang pantai Haeundae di Busan, yang ternyata cuma beberapa menit saja dari seluruh film. Yup, mungkin inilah bedanya disaster movie ala Hollywood dan ala Korea. Kalo film Hollywood, biasanya lebih banyak dibahas soal bencananya, termasuk aksi2 penyelamatan. Di sini lebih ditekankan hubungan antar pelakunya daripada aksi2 penyelamatan oleh para boga lakon (ada yg mati pula).

Spoiler alert:
Jangan diteruskan kalau tidak ingin dispoileri

Ceritanya sendiri (kira2...) dimulai dari sebuah perahu nelayan Korea yang sedang diterpa badai di lautan Hindia, di dekat Indonesia (jauh banget yah cari ikan...), yang kemudian di selamatkan oleh tim penyelamat, pas ada tsunami 2004 yang lalu itu. Salah satu boga lakonnya, adalah salah satu nelayan yang diselamatkan itu, tetapi bapaknya (mungkin) tidak berhasil diselamatkan karena tertimpa kurungan besi, akhirnya tersapu tsunami. Selanjutnya, ditampilkan potongan2 berita ttg tsunami di Aceh (di tivi2 Korea).
Kemudian cerita melompat ke Haeundae, Busan, summer tahun 2009 (loh, sekarang dong...). Dimulai dari ahli gempa (sepertinya) bernama Dr. Kim yang berdebat sesuatu hal (yang tak kumengerti) dengan para ahli yang lain. Lalu bertemu mantan istrinya yang ternyata sudah menikah dengan lelaki lain di Amrik dan sudah punya anak (yang ternyata adalah anak si bapak Kim ini dan si mantan istrinya itu... hmm... dipikir2 mungkin bukan mantan istri ya, tapi si bapak Kim ini dulu sempat menanam benih di sang wanita, lalu ditinggal pergi demi menimba ilmu... halah.. :D ). Lalu cerita pindah ke tokoh lain, seorang cewek yg ribut sama seorang nenek, dipisahkan oleh tetangganya, dan oleh anak si nenek. Belakangan dikira-kira kalau si nenek ini tidak merestui hubungan anaknya dan si cewek itu. Si anaknya sendiri sudah punya anak dari istrinya yang lalu (yg entah kemana karena saya gak ngerti mereka ngomong naon) Mereka tinggal di pinggir pantai Haeundae. Si cewek punya restoran ikan mentah di pinggir pantai. Si cowok adalah anak si nenek yg juga punya restoran di pinggir pantai. Kemudian datanglah beberapa bapak2 berjas mewah yg sepertinya ingin membangun hotel mewah di lokasi restoran2 itu. Sepertinya juga ada hubungan antara si cewek, si nenek dan si bapak itu tapi saya gak ngerti.. ^_^;;;.
Lalu tokoh lain, tentang 3 orang cewek gaul dan 3 orang cowok gaul yang menikmati musim panas di pantai. Lalu para cewek diajak oleh para cowok naik kapal pesiar salah satu cowok. Karena bosan ngobrol2 gak jelas, salah satu cewek pergi balkon kapal buat merokok. Pada saat hendak menyalakan api, ternyata setelan pemantiknya terlalu besar sehingga si cewek kaget, dan terjatuh ke laut. Pada saat yang sama, seorang penyelamat pantai melihat kejadian itu dan melemparkan pelampung kepada si cewek. Namun apa daya, si cewek malah kejedot pelampung dan akhirnya kelelep. Akhirnya si cowok baywatch ini menyelamatkan si cewek. Oh iyah, si cowok baywatch ini adalah adik si cewek pemilik restoran ikan mentah yg tadi di atas.
Nah sampai sini lengkaplah sudah pengenalan para tokoh yang terlibat di seluruh cerita ini. Sebagian besar ceritanya lebih ke drama di antara mereka dan pada beberapa adegan, mereka semua berhubungan. Misalnya, si cowok baywatch ini, karena suatu hal yang menyebabkan atasannya ngambek, dipindahken ke divisi anak hilang. Pas di divisi anak hilang ini, anaknya mantan istri si bapak Kim sempat hilang dan ditampung di sana. Si cowok baywatch ini pun sempat menjalin hubungan dengan salah satu cewek gaul, yg ternyata diketahui salah satu cowok kaya, sehingga si cowok baywatch ini dihajar sampai mimisan. Sepanjang drama, tentu saja, ada bagian si tsunami. Diawali dengan si doktor Kim yang menyadari akan adanya gempa bumi di negri tetangga, Jepun. Doski lalu berupaya menyadarkan atasannya klo gempa ini bakal ada susulan dan klo ada, bakal menyebabkan mega tsunami. Tapi atasannya gak percaya (entah kenapa, duh... I wish I knew Korean better... -_-;;; ), akhirnya peringatannya diabaikan begitu saja. Sampai akhirnya, sistem mitigasi di badan bencana alam daerah setempat melaporkan emergency alert tentang adanya tsunami.
Baru deh, kasak kusuk itu para ahli. Sementara di Busan, getaran gempa yang cukup kuat pun sempat terasa dan tak lama kemudian, air pantai mulai surut, dan terlihatlah gelombang tsunami datang... Semua orang di pantai pun panik... mbak2 berbikini pun berhamburan ke sana kemari... orang2 berlarian menjauhi pantai... namun apa daya... air datang begitu cepat, gelombang yang sangat tinggi menyapu semua yang ada di pinggir pantai, termasuk apate-apate yang tinggi berjatuhan (bertumbangan kali yah). Air pun menyapu jalanan... orang2 terseret arus, kabel2 listrik putus.. orang2 hanyut... si cewek pemilik restoran bersama kekasihnya berhasil menyelamatkan diri dengan mengaitkan diri ke tiang listrik. Namun bahaya masih mengancam... sebuah transformator listrik yang rusak sudah terombang-ambing akan turun ke air... tepat di saat dua boga lakon kita berhasil naik ke tempat lebih tinggi menghindari air, beberapa milidetik kemudian si transformator listrik ini menyentuh air dan menyetrum orang2 yang masih hanyut... hmm.. anehnya, hanya sekitar mereka saja yang nyetrum. Berapa jauhkah listrik bisa mengalir di air??
Di adegan lain, 2 cewek gaul dan 2 cowok kaya yg tadi juga mengalami tsunami ketika sedang mengunjungi seaworld. Intinya, mati juga. Sementara salah satu cowok kaya dan cewek gaul, pada saat kejadian, sedang berada di kapal pesiar sang cowok. Kapal itu pun terkena tsunami. Namun sempat mengirim pesan minta tolong kepada... tentu saja... tim penyelamat dimana si cowok baywatch tadi bekerja. Si cewek gaul pun diselamatkan oleh si cowok baywatch dan berhasil dinaikkan ke helikopter. Namun apa daya, saat si cowok kaya hendak ditarik bersama si cowok baywatch ke helikopter, ternyata mesin penarik talinya rusak dan menyebabkan tali hampir putus. Sang cowok baywatch, dengan gagahnya, mengorbankan dirinya dengan memutuskan tali pengikatnya dan terjun ke air, sambil disorakin, salah, diapain, diteriakin sama si cewek gaul... oppa.. jangan pergi... jangan tinggalkan daku... (nya kira2 kitu lah...). Si cowok baywatch ini pun akhirnya mati.
Di bagian lain, tsunami menerjang jembatan Haeundae yang terkenal itu. Karena ahli2 Korea sudah berpengalaman, maka sang jembatan terlihat utuh diterjang tsunami. Tapi... tunggu dulu... di saat itu, tokoh kita si tetangga nenek pemarah tadi, dan juga cucunya, amat sangat kebetulan, sedang naik mobil melintasi jembatan itu. Kemudian, tiba2, ada kontainer jatuh dari langit! Ada apa gerangan? Ternyata ada sebuah kapal kontainer nyangkut di jembatan dalam posisi berdiri, dengan bagian geladak menghadap ke jembatan. Tak lama kemudian, peti2 kontainer mulai berjatuhan dari langit, menimpa mobil dan orang-orang. Dan tentu saja, si bapak tetangga ini dengan amat sangat beruntung berhasil menghindar, di saat orang lain tak berdaya menerima kenyataan bahwa mereka hanyalah para figuran sial. Tapi, seakan budget film masih bersisa banyak, si bapak tetangga ini, secara bodohnya, karena merasa beruntung terhindar dari bencana, akhirnya mengaso diantara reruntuhan. Dia pun lalu merokok... dan, suatu kebetulan yang sangat kebetulan, pemantiknya adalah pemantik yang digunakan si cewek kaya di awal cerita tadi. Dia pun kaget karena apinya, dan akhirnya melemparkan pemantik yang masih menyala itu ke... tentu saja, biar rame... ke reruntuhan kontainer yang sedang mengucurkan minyak! Api pun membesar, membakar satu kontainer, merembet ke seluruh kapal, akhirnya meledakkan seluruh kapal dan sekitarnya, menghancurkan jembatan Haeundae yang terkenal itu. Ledakan pun menyebabkan kontainer2 berhamburan, berterbangan sampai ada yang menclok di apate... tapi boga lakon kita berhasil menyelamatkan diri, begitu pula si nenek dan cucunya.
Lalu si bapak kaya berjas tadi? Dia juga berhasil nemplok di tiang listrik, tak jauh dari pasangan cewek pemilik restoran dan cowok anak pemilik restoran. Nasibnya ternyata tidak begitu baik, dia tersapu papan iklan ketika sedang nemplok. Akhirnya diapun mati.
Bapak doktor Kim, ditengah2 ribetnya para ahli di kantor bencana daerah, ditelpon oleh mantan istrinya, kalau anaknya lagi bobok di salah satu hotel yg terkena tsunami. Sang mantan menelpon soalnya dia terkurung di dalam lift di hotel itu ketika hendak menyelamatkan anaknya. Singkat cerita, di dalam lift yang listriknya tidak mati itu, sang mantan terperangkap sementara air terus naik. Si doktor Kim akhirnya berhasil menyelamatkan anak mantan istrinya dan naik ke atap hotel. Mengetahui mantannya masih terperangkap di lift dengan air terus naik, dia berusaha menyelamatkan sang istri, namun apa daya dihalang2i oleh para tentara penyelamat yang sudah berada di atap untuk membantu menyelamatkan warga dengan helikopter. Sementara itu, sang mantan yang terperangkap di dalam lift, ketika merasa ajalnya sudah dekat, akhirnya mengungkapkan pada si anak bahwasanya doktor Kim adalah papapnya. Tapi, nasib berkata lain, sang mantan akhirnya berhasil diselamatkan seorang tukang plumber yang kebetulan banget lewat di depan pintu lift. Keluarga ini pun kembali bersatu.... selama beberapa menit.. Karena tim penyelamat hanya bisa mengangkut sedikit kelompok orang, hanya anak mereka sajalah yang bisa diselamatkan. Pada saat yang sama, tsunami kedua datang! Karena budget yang sudah menipis karena adegan kapal kontainer meledug tadi, tsunami kedua cukuplah sedikit saja, mengindikasikan bahwa akhirnya seluruh pantai Busan tersapu ombak, dan matilah pasangan doktor dan mantannya tadi, dan juga seluruh orang yang tidak berhasil menyelamatkan diri.
Singkat cerita, adegan pun berpindah ke kejadian pasca bencana. Terlihat reruntuhan apate-apate Busan. Orang-orang bergotong royong membersihkan puing-puing bencana. Orang-orang memajang foto-foto keluarga mereka yang mati dan hilang tersapu tsunami. Orang-orang mengadakan upacara kematian para petugas yang mati, termasuk si cowok baywatch tadi. Si anak doktor Kim dibawa oleh neneknya. Si nenek akhirnya merestui hubungan anaknya dan cewek pemilik restoran.
Cerita pun selesai...
Keseluruhan, film ini cukup keren (cukup bisa naik menjadi sangat, kalo ngerti bahasa Korea). Bagian yang cukup membedakan film ini dengan film barat, adalah adegan2 drama yang bisa membuat penonton terbahak-bahak, namun di bagian lain, menampilkan adegan2 sedih (terutama pas si anak doktor Kim dipisahkan dari orangtuanya... sedih sekali...). So Asian (biasa dijumpai di film2 Jepun dan film2 Korea lain). Beberapa bagian yang tak terjawab selama menonton mudah-mudahan terjawab setelah mendownload yang ada subtitle inggrisnya.
4 bintang saya berikan. 5 bintang klo ada subtitle. :)

Comments

menarik.. khas pilem koria :)
[untuk berhasil melewati bagian spoiler haha]
Houari Sabirin said…
spoilernya pun mungkin banyak salahnya gara2 gak ngerti bahasa Korea :D

Popular posts from this blog

Palbong Bakery House, Cheongju

Karena nonton drama Kim Tak Gu, kisah si anak (haram) boss tukang roti, yang berjumlah 30 episode, dan setiap episode berdurasi 1 jam-an, jadinya terkena cuci otak berupa mengunjungi Palbong Bakery House tempat si Tak Gu belajar menjadi ahli roti. Lokasi shooting-nya ada di Soam-gol, Cheongju. Di kaki sebuah bukit di Sangdang-dong. Seperti lazimnya lokasi shooting, hanya tampak luar sahaja yang sesuai dengan apa yang ditampilkan di drama. Bagian dalam dari Palbong Bakery mungkin di-shoot di lokasi lain. Di Palbong Bakery yang di Cheongju ini isinya sekarang cafe kecil yang juga menjual roti (roti kampung, katanya...) bukannya rotinya si Tak Gu. Di lantai dua, kalau di drama-nya ceritanya adalah dapur roti, aslinya adalah sofa-sofa tempat pengunjung bisa santai-santai menikmati pemandangan kota Cheongju. Di Soam-gol nya sendiri, sebuah kampung dengan gang-gang di kaki gunung, sepertinya juga tempat shooting drama yang lain, soalnya ada foto-foto scene drama dan artis2nya. Se

Walküre 3rd Live - Walküre wa Uragiranai at Yokohama Arena

Jadi tahun ini akhirnya ada kesempatan ikut bermoyasu bersama dengan Walküre di 3rd live event di Yokohama Arena. Itu juga cuma dapat tiket berdiri di belakang baris terakhir di lantai 2, dan dengan sukses nonton setengah panggung dan setengah punggung orang di depan 😆. Sedangkan hari kedua gak dapat tiket dan mau nonton live viewingnya di Toho juga asa kumaha gitu... kalau kata kang Yayan mah kurang greget (tidak sambil menggerek leher pakai lampu TL). Anyway, jadi berikut ini sekilas highlight konsernya. Pagi-pagi habis subuh jadinya langsung melesat ke stasiun ke Shin-Yokohama, berkaca dari pengalaman di masa lalu dalam perihal mengantre buat concert goods. Jadi jam setengah 8an lebih akhirnya sampai di Yokohama Arena dan langsung kucluk-kucluk nyari tempat orang mengantre. Ekspektasinya sih udah mengular tapi ternyata jam segitu baru sekitar ada 30an orang. Yoy!! Mission accomplished! Cukup lah buat bisa dapet goods yang dikecengin. Kecuai kalau 30 orang itu pada bel