Skip to main content

Mausoleum of the First Qin Emperor (The Terracota Army)

Masih berhubungan dengan jalan2 ke Xi'an bulan lalu, saya ingin cerita tentang museum yang diberi nama Musoleum Kaisar Qin Pertama, atau yang lebih dikenal dengan museum Terracota Army (di China sendiri, tempat ini diberi nama "秦兵马俑和秦始皇陵", yang artinya menurut mbah Google: "Qin Terracotta Warriors and the Emperor Mausoleum"). Museum, hmm.. lebih tepatnya kompleks museum, yang terdapat ratusan patung pasukan tentara dan kuda kaisar Qin, setiap patung punya wajah yang berbeda dan pakaian berbeda bergantung pangkatnya.
Museum ini terletak agak jauh di luar kota Xi'an, kira-kira 32 km ke arah timur laut, sekitar 1.5 jam perjalanan naik bis patas jurusan Xi'an <-> Museum. Kita bisa naik bis patas ini dari stasiun Xi'an. Ongkosnya 7 yuan saja (sekitar kurang dari 1400 won). Kalau nggak begitu paham bahasa Mandarin plus agak buta hurufnya (seperti saya.... -_-), pertama-tama agak bingung mencari tempat ngetemnya bis ini. Dari hotel, saya naik taksi ke stasiun Xi'an dan diturunkan di tempat pemberhentian taxi, di halaman stasiun, agak tepat di depan pintu masuk ke stasiun. Setelah sempat sesat sesaat, akhirnya saya temukan bis patas nomer 306 itu ternyata ada di halaman stasiun, di sebelah timur, tempat bis-bis antar kota lainnya berada. Awalnya sempat bingung apakah harus beli tiket bis dulu atau enggak, tapi akhirnya lanjut saja sok pede langsung menuju bis (sambil menolak2 mas mas yang entah nawarin apa, mungkin nawarin naik taksi) dan masuk ke dalam. Ketika bis berangkat kira2 5 menit kemudian, baru ketahuan oh ternyata ada kondekturnya, cewek (beberapa kali naik bis kota berkondektur di Xi'an, semua kondekturnya cewek.. ). Nah ini yang seru, kan kondekturnya nagih duit dari deretan belakang (kursi saya agak di tengah), dan terdengar sepertinya kondekturnya nanya "mau ke mana?" sambil nagih uang, buat nentuin ongkosnya. Wadoh, saya pikir, bagaimana nanti menjelaskan mau ke terracota museum. Pakai bahasa Inggris, teringat di malam harinya naik taksi sopirnya gak ngerti bahasa Inggris. Pakai bahasa Mandarin? Ora ngartos... akhirnya, pas si mbak kondektur nanya entah apa dalam bahasa ibunya (mestinya sih nanya "mau ke mana?"), saya langsung pasang badan seperti tentara, lalu menunjuk2 dengan jari, maksudnya mau bilang "ke tempat yang ada tentara banyak". Eh, si mbake akhirnya nanya "can you speak English?" XD XD XD Maknyos dah...
Lalu, bis berjalan ke arah jalan raya, begitu keluar stasiun langsung dapat macet (memang banyak banget orang yah di China, di mana2 macet!!), akhirnya si bis belok ke jalan kecil sampai akhirnya masuk jalan tol. Yup, museum terracota army ini ada di luar kota Xi'an, jadi mesti lewat jalan tol lalu keluar di dekat Xi'an Polytechnic College (atau semacamnya), masuk kota kecil, dan melewati beberapa objek wisata seperti pemandian air panas (spa), taman dengan gondola ke atas bukit, istana bawah tanah (demikian tulisannya, gak tau juga seperti apa di dalamnya). Sekitar 1.5 jam dari Xi'an, akhirnya bis berhenti di tempat parkir di luar museum. Dari sana, setelah celingak celinguk, akhirnya melihat papan besar bertuliskan tempat membeli tiket, sekitar 100an meter dari pemberhentian bis. Tiket masuk museum ini 90 yuan (sekitar kurang dari 18000 won, lumayan mahal yah...) buat individu. Buat anak kecil dan group lebih murah lagi, cuma lupa berapa. Di sekitar loket tiket banyak mbak-mbak menawarkan diri... sebagai guide, tentunya :D. Dari tempat beli tiket, ternyata lokasi gedung museumnya tidak dekat. Kita mesti jalan kaki lagi, melewati pedestrian seperti plaza yang kiri kanannya banyak toko oleh-oleh dan restoran (lengkap dengan KFC dan Subway... ckckck..). Setelah jalan kira-kira 500 meter, baru deh sampai ke depan pintu gerbang kompleks museum. Itu baru gerbang pertama. Setelah gerbang pertama ini, ada taman, sekitar 300 meter lagi setelah itu ada satu gerbang lagi yang benar-benar gerbang masuk ke kompleks museum. Di sana tiket kita di-scan dan dibolongin (biar gak bisa keluar masuk, mestinya...).
Melewati gerbang terakhir ini, kita bisa melihat kompleks museum yang terdiri dari beberapa bangunan. Di sebelah kiri ada taman dan bangunan information center, tepat di depan gerbang ada bangunan diberi nama Pit nomer 1, di sebelah kanannya, Pit nomer 3, dan di sebelah kanan gerbang ada gedung exhibition hall. Gedung pertama yang saya kunjungi, Pit nomer 1, berisi patung2 terracota army yang terkenal itu. Di gedung berukuran sekitar 200 kali 50 meter ini patung2 berbagai rupa dan pangkat, kuda2, kereta, masih berada di tempat aslinya. Gedungnya sendiri mirip-mirip gedung olahraga (GOR) dengan atap kubah seperti busur yang tinggi. Jadi para pengunjung "menonton" pasukan dari tempat yang lebih tinggi di setiap sisi gedung. Jarak paling dekat antara tempat melihat dan patung kira-kira 2 meteran, dipisahkan oleh pagar besi, cukup jelas buat melihat agak detil pasukan-pasukan yang ada (sayangnya, gak cukup dekat buat lensa 18-70mm.. agak menyesal juga meninggalkan belalai 300mm di rumah -_-). Di beberapa tempat, terdapat papan informasi tentang patung yang ada di dekatnya. Kalau mau lebih jelas infonya, bisa nguping2 dari guide yang disewa (kebanyakan) bule-bule. Saya mengambil rute mengelilingi Pit nomer 1, sambil foto-foto di hampir setiap tempat. Sayang sekali, waktu sampai di sana udah agak sore, cahaya dalam gedung gak begitu terang (in fact, semingguan di sana cuacanya mendung melulu). Makanya, walaupun begitu masuk gedung ada pengumuman "Disarankan gak pakai tripod dan flash", tetap saja terlihat cahaya menjeprat jepret di sana sini. Ikutan deh... XD
Setelah (agak kurang) puas foto-foto, saya keluar dan pergi ke gedung berikutnya, Pit nomer 3. Di Pit nomer 3, ternyata tempat penggaliannya sudah hampir bersih, patung2nya sudah pada diangkut semua, dan beberapa di pajang di sisi sebelah kanan gedung. Di sini kita bisa lebih detil melihat perwakilan dari patung-patung yang ada di sana. Jadi ada beberapa jenis patung: patung tentara berpangkat rendah, tentara pangkat menengah, tentara pangkat tinggi, tentara pemanah, dan tentara pembawa kuda. Juga ada dipajang senjata-senjata yang digunakan oleh para pasukan. Di tingkat dua gedung ini, ada semacam toko souvenir (saya tersesat ke dalamnya, kirain masih museum, tapi kok ada tag price nya... -_-) yang harganya rata-rata di atas 50 yuan, seperti miniatur2 pasukan, perhiasan2 batu, dsb.
Setelah puas foto-foto, target berikutnya exhibition hall. Di pintu masuk gedung ini, tiketnya dibolongin lagi (entah kenapa gak boleh bolak balik masuk exhibition hall). Di lantai pertama gedung ini ada ruangan tempat memajang benda-benda peninggalan dinasti Qin, yang dikubur (atau terkubur?) bersama-sama para patung tentara itu. Ada guci lah, piring lah, patung bangau lah, dsb. Juga ada display baju besi yang dipakai para tentara. Di lantai bawah, underground, ada imitasi patung pasukan berukuran raksasa, kira2 5 meteran, digantung dari atas. Uniknya, patung itu dipajang bersebelahan dengan boneka anak perempuan, juga raksasa, kira2 3 meteran. Entah apa maksudnya... Di lantai bawah ini, ada dua ruangan. Yang pertama menampilkan patung perunggu kereta kekaisaran. Ada dua jenis kereta, masing2 ditarik oleh 4 ekor kuda. Selain itu juga ada display senjata-senjata kaisar. Di ruangan kedua, ada informasi sejarah kompleks museum, kapan dibangunnya, berapa lama, lalu ada foto-foto pada saat patung2 digali dari tanah, juga ada sertifikat dari UNESCO. Di satu bagian, ada display yang menampilkan plakat museum negara lain, termasuk Indonesia. Gak ngerti apa maksudnya, soalnya gak ada bahasa Inggrisnya. Setelah puas bolak balik sana sini, akhirnya, karena sudah semakin sore, saya putuskan meninggalkan exhibition hall.
Pergi ke luar, foto-foto sebentar (termasuk foto papan penunjuk toilet buat pak Hapije.. :D), saya masuk ke Pit nomer 1 lagi, karena masih merasa ada yang kurang entah apa. Yang kedua kali ini, gedungnya udah lumayan sepi, jadi agak nyaman buat foto-foto lagi. Setelah beberapa lama, akhirnya segera keluar gedung dan keluar dari gerbang pertama. Sambil jalan, saya iseng liat tiket masuk museum. Di belakangnya ada peta kompleks museum... dan... *tepok jidat* ternyata Pit nomer 2 kelewatan dikunjungi XD XD Memang sudah nasib, ya sudah lah.. maybe next time..
Berangkat pulang, naik bis patas yang sama, udah mulai gelap. Di bis ketemu bapak2 ETRI yang ternyata juga berkunjung ke sana.. kok gak ketemu yah di dalam tadi? Pas sampai stasiun Xi'an, sudah gelap.. saatnya mengeksplorasi... naik bis kota dari stasiun ke hotel... dan makan malam sup pangsit halal di Muslim street... China memang selalu maknyosss :)

Comments

Maseko Sakazawa said…
jalan ke sana sendirian kang? kebayang asyiknya kalo ada temen.. nyasar berdua lebih tenang daripada sendirian :)
ndak bisa poto2 bareng para armynya yak.. berada di antara mereka hehe
Houari Sabirin said…
@maseko: sendiri saja, lebih menegangkan kalo tersesat sendiri :D
@mami: bisa sih, tapi gak ada yg motoin :D

Popular posts from this blog

Palbong Bakery House, Cheongju

Karena nonton drama Kim Tak Gu, kisah si anak (haram) boss tukang roti, yang berjumlah 30 episode, dan setiap episode berdurasi 1 jam-an, jadinya terkena cuci otak berupa mengunjungi Palbong Bakery House tempat si Tak Gu belajar menjadi ahli roti. Lokasi shooting-nya ada di Soam-gol, Cheongju. Di kaki sebuah bukit di Sangdang-dong. Seperti lazimnya lokasi shooting, hanya tampak luar sahaja yang sesuai dengan apa yang ditampilkan di drama. Bagian dalam dari Palbong Bakery mungkin di-shoot di lokasi lain. Di Palbong Bakery yang di Cheongju ini isinya sekarang cafe kecil yang juga menjual roti (roti kampung, katanya...) bukannya rotinya si Tak Gu. Di lantai dua, kalau di drama-nya ceritanya adalah dapur roti, aslinya adalah sofa-sofa tempat pengunjung bisa santai-santai menikmati pemandangan kota Cheongju. Di Soam-gol nya sendiri, sebuah kampung dengan gang-gang di kaki gunung, sepertinya juga tempat shooting drama yang lain, soalnya ada foto-foto scene drama dan artis2nya. Se

Walküre 3rd Live - Walküre wa Uragiranai at Yokohama Arena

Jadi tahun ini akhirnya ada kesempatan ikut bermoyasu bersama dengan Walküre di 3rd live event di Yokohama Arena. Itu juga cuma dapat tiket berdiri di belakang baris terakhir di lantai 2, dan dengan sukses nonton setengah panggung dan setengah punggung orang di depan 😆. Sedangkan hari kedua gak dapat tiket dan mau nonton live viewingnya di Toho juga asa kumaha gitu... kalau kata kang Yayan mah kurang greget (tidak sambil menggerek leher pakai lampu TL). Anyway, jadi berikut ini sekilas highlight konsernya. Pagi-pagi habis subuh jadinya langsung melesat ke stasiun ke Shin-Yokohama, berkaca dari pengalaman di masa lalu dalam perihal mengantre buat concert goods. Jadi jam setengah 8an lebih akhirnya sampai di Yokohama Arena dan langsung kucluk-kucluk nyari tempat orang mengantre. Ekspektasinya sih udah mengular tapi ternyata jam segitu baru sekitar ada 30an orang. Yoy!! Mission accomplished! Cukup lah buat bisa dapet goods yang dikecengin. Kecuai kalau 30 orang itu pada bel