Skip to main content

Posts

Showing posts from 2017

Bangkong

Dalam bahasa Jepang, telat kawin ditulis sebagai 晩婚 = bangkong (literally: kawin malam). Teman: "Saya mah telat kawin, 30 tahun baru nikah..." Paman: (Tertusuk duri di hatinya)

Shuttle bus dari pesawat ke terminal kedatangan yang paling tidak berfaedah

Cukup panjang judulnya... tak mengapa.. Ini sedikit cerita dari kunjungan ke pulau Kos (bukan.. bukan rumah tempat biasa menampung mahasiswa rantau..), di Yunani. Pagi-pagi buta dalam keadaan masih gelap, mendarat di bandara dengan pesawat Embraer dengan 50an orang penumpang. Kemudian kami turun dan dipersilahkan masuk ke bis shuttle untuk dibawa ke terminal kedatangan. Setelah semua penumpang masuk ke dalam, bis pun mulai berjalan pelan. Selama 10 detik... kemudian berhenti... Pintu bis terbuka dan penumpang dipersilahkan turun untuk menuju terminal kedatangan. Dan kami para penumpang turun sambil senyum-senyum. Pesawat yang dimaksud masih terlihat hanya sekitar belasan meter...

Garing musisi omes

Paman 1: (Wearing a t-shirt with words "Oppai") Paman 2: "Oooh.. you're flat oppai society!" Paman 1: "It's just oppai" Paman 2: "Just oppai is not flat! It at least B!" Paman 1: "B is flat!" Paman 2: ..... Paman 2: "Oooh!!" ♭ oppai!

Kumpulan cerita garing Jejepangan

Garing #1 Di acara pengajian sekaligus penyambutan mahasiswa Indonesia baru di Tokyo, sesi tanya-jawab dengan Pak Ustad. Tanya: "Pa ustad, kalau berwudhu pakai kaus kaki atau sepatu, boleh nggak?" Paman (dalam hati, tentunya): "Jelas haram! Kalau berwudhu itu harus pakai air!!" ** Garing #2 "Di Jepang kalau mati jadi bodoh" "Lho, kenapa?" "Karena masuk ke alam baka !" ** Garing #3 "Yang mengandung babi tentu saja haram" "Tapi di Jepang babi nggak bisa melihat lho" "Oh ya? Kok bisa gitu?" "Karena... buta !" **

Paman dan Temannya

Dua orang pamans yang sudah kenal sejak lama (yang satu udah laku, yang satu masih sibuk berwaifu), kembali bersua setelah sekian lama di Tokyo. Pas ada acara pengajian menyambut bulan suci Ramadhan. pak Ustad: "Sebagian mahzab menyatakan bahwa apapun itu, selama masuk ke dalam lambung berarti membatalkan puasa..." Paman 1: (tentu saja dengan volume suara untuk antar-pamans) "Gak boleh masuk angin dong" Paman 2: "Mugyaa!" ... selang beberapa waktu kemudian ... pak Ustad: "Termasuk membatalkan puasa jika di saat puasa mencium istri dengan disertai syahwat..." Paman 2: "Berarti mencium mba2 lain ngga membatalkan dong" Paman 1: "Gyabooo!!" Sekian.

Bumbum hyeong

Ini cerita waktu di Koriyah. Suatu ketika di sekitar jam 11 malam, waktu masih kerja di lab (maklum, kuli mahasiswa rantau kerjanya dari pagi sampai pagi), tiba-tiba senior lab kami tercinta, sebut saja namanya Bumbum-hyeong, datang dengan raut muka suram dan bau soju. "I broke up with my girlfriend..." Dan kemudian meracau berkeluh kesah dalam bahasa ibunya. Besoknya, ketika kembali ke lab (maklum, kuli mahasiswa kerja yang rajin), "Hyeong, how's your feeling now?" "Why? What happen?" "Didn't you just broke up with your girlfriend last night" "What? How do you know?" "Err... you came last night drunk and told us you broke up with your girlfriend" "Oh really? I didn't remember!" "Err..." Makanya minuman itu haram, karena eh karena merusakkan pikiran!

Charity Event & Mini Concert Wake Up, Girls! in Morioka

Demikian judulnya... Out of curiosity mengenai "charity event" berupa "mini concert" dengan harga tiket yang nyaris cuma setengahnya harga tiket konser pada umumnya, di hari itu, sehari setelah AnimeJapan 2017, malamnya langsung cabcus naik bis malam ke Morioka. Acaranya baru buka jam 3 sore di Morioka Culture Hall, pas di sebelah stasiun Morioka. tapi demi penghematan ongkos (selaku sehari sebelumnya banyak kekhilafan di AnimeJapan 😆 ), jadinya sampai di Morioka jam 6 pagi, di tengah suhu yang jauh lebih dingin daripada di Tokyo. Anyway, apa yang terjadi antara jam 6 itu sampai jam 3 sore mari kita biarkan menjadi misteri Ilahi. Di postingan ini mari kita berfokus pada acara yang dimaksud. Fast forward. Jam 2an siang sudah banyak calon penonton yang berdatangan, lengkap dengan atribut yang disesuaikan (YKWIM). Pas jam tiga sore teng, pintu selasar ruang konser dibuka. Seperti biasa, disambut dengan para penyobek karcis (kali ini hanya ada mas-mas..), lalu be

Dedek Sora

Suatu malam, di resto BBQ ala Mongolia (tanpa daging kuda) di daerah Takadanobaba, kami berempat TKI di sekitaran Tokyo ada makan-makan. Salah seorang teman, sebut saja mas Tapioka, mengabarkan tentang teman kami yang satu lagi, sebut saja mas Terigu, yang nikah sama warga setempat dan punya anak perempuan laki-laki. Tapioka: "eh lihat nih, anaknya si Terigu, imut ya?" Houari; (standar) "waah lucu ya.." Tapioka: "namanya Sora" Houari: "nama keluarganya bukan Aoi kan?" .... dan tiba-tiba daging kambing jadi serasa lebih terasa efeknya ... Sekian.

Si Kumbang

Cerita lama, tiba-tiba teringat aja... Waktu itu pas baru masuk kuliah di ITB, pagi-pagi di gerbang utara kampus (waktu itu Sabuga masih dibangun dan sunken court belum jadi) ketemu teman sekelas waktu SMA (sebut saja namanya Kumbang) yang sama-sama kuliah di ITB tapi beda jurusan. Jadi nampaknya saya dan si Kumbang waktu itu sama-sama ada kuliah pagi tapi tentu saja beda gedung dan ruangan. Houari: "eh Kumbang, assalamualaikum." Kumbang: "eh, waalaikum salam.." Kumbang: "kuliah di mana?" Houari: "di ITB." Kumbang: MUGYAAAAA!!! Sekian.

[47 Prefektur] Pengantar & (1) Chiba-ken

Ini adalah tulisan pertama dari rangkaian (rencananya) tulisan tentang mengunjungi semua (insya Allah bisa...) propinsi atau prefektur di Jepang. Tentu saja akan diupdate kalau tidak maleus heheh... Alhamdulillah sampai tulisan ini dibuat, sudah tinggal 8 prefektur lagi yang ingin disambangi. Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat buat yang ingin mendapatkan insight atau sekedar gambaran ringkas tentang hal-hal yang menarik (ceuk urang alias kata saya) di daerah-daerah di Jepang. Tentu saja, kalau ingin tips dan trik serta tempat-tempat yang menarik (kata saya) dan bagaimana cara mencapainya dengan cara yang nyaman (kata saya), silahkan jangan segan-segan memberi komentar :) Yang hijau yang udah, yang pink yang belum (update terakhir: Januari 2017) Prefektur Chiba ada di urutan pertama catatan perjalanan ini. Ini sebenarnya kisah memilukan yang sungguh menyayat hati (iya, ini lebay kok...). Cerita tentang para mahasiswa rantau yang ingin sejenak mengunjungi saudara tua ketika mudi

3 LCC 1 Week

Jadi seminggu kemaren di sekitaran tahun baru 2017 ceritanya menikmati tiga LCC yang berbeda dalam perjalanan PP Narita<->Bandung.  Berikut sekilas penilaian sang traveller tentang ketiga LCC tersebut, mungkin bisa jadi bahan renungan buat yang mau jalan2 geje: 1) Tigerair - Pramugarinya bertampang lembut dan manis (kenapa pramugari duluan yang dinilai?)  😎 - Bahasa Inggris awak kabinnya baik dan mudah dimengerti. - Ngga ada terminal khusus baik di NRT, TPE maupun BKI - Koper kabin dan tas punggung masing-masing ditimbang karena maksimal bawaan 10kg, tapi nggak strict2 amat, misalnya koper yg 6.3kg ditandain jadi 6kg. 2) Air Asia - Pramugarinya bertampang judes, tapi lumayan ramah - Bahasa Inggrisnya paling bagus di antara dua yang lain, terutama yang jurusan Bandung-KL... tapi semuanya bernuansa Malaylish, mungkin gurunya sama kali ya. - Punya terminal khusus di KL, KLIA2, yang bener2 keren. Pertama naik AA singgah di KLIA2 itu tahun 2012 kalo ga salah, terminalny