Skip to main content

Wake Up, Girls Final Live at Saitama Super Arena, Saitama

Extra life!

Bukan karena nemu guci atau XP berlebih -emangnya game- tapi pertunjukan tambahan, sekaligus terakhir, dari grup lagu dan tari seiyuu Wake Up, Girls (selanjutnya akan disebut sebagai Wug) memperingati berakhirnya aktivitas mereka sebagai grup lagu dan tari seiyuu (tentu saja masing-masing mereka bakal masih aktif beraktivitas di dunia hiburan -hopefully-) pada bulan Maret 2019.

Seperti tulisan sebelumnya, apa kenapa mereka bubar dan seperti apa kegiatan mereka sejak mengumumkan akan bubar sampai akhir gak akan ditulis di sini. Tulisan ini, lagi-lagi, sekilas side story dari ikut terharubiru di pertunjukan terakhir Wug sebagai grup lagu dan tari seiyuu.

Mungkin tulisan ini bakal diawali dari pertunjukan ke-2 final tour Wug di Yokosuka, tanggal 22 Desember 2018. Sampai detik itu, masyarakat wugners awam (karena saya yakin pasti ada deh ini mereka kaum ultra-combo ekstrimis yang udah kena bocoran pengumuman) yakin kalau pertemuan mereka menonton Wug itu bakal diakhiri di Sendai bulan Februari 2019 (lihat tulisan sebelumnya di sini), Termasuk si dedek Mipu -eh dia nongol lagi- yang berjibaku datang ke Jepun demi konser Wug-nya "... yang pertama dan terakhir, paman!"

Tapi dia salah.

Seperti kaum ultra-combo di atas tadi, ada sempai wugners tercinta kakak Kucing yang kutemui di Osaka pas anaknya baru lahir, sehabis konser final tour pertama di Chiba. Tentu saja, selain basa-basi ngomongin persalinan dan haha heheh lainnya, topik utama obrolan kami pertama adalah bubaran Wug. Dengan instingnya yang super kucing, dia bilang, nanti habis tur terakhir bakal ada konser final; dan dia mau datang.

Tapi dia salah.

Karena konser final Wug terjadi di hari Jumat. Hari kerja. Di Saitama, 590-an km dari Osaka. Yep, Saitama. Saitama Super Arena, alias "I-1 Arena", yakusoku no chi-nya Wug, berdasarkan movie animenya. Dan waktu dan tempat pelaksaan konser terakhir ini diumumkan pada saat pertunjukan ke-2 di Yokosuka. Setelah lagu Shizuku no Kamuri, panggung tiba2 digelapkan dan muncul  video:

<Wake Up, Girls 愛してくれた>
<全てのワグナーさんともう一度ライブがしたい>

<Wake Up Girls>
"ooooh….?"

<FINAL LIVE>
"Ooooohh...!!"

<in>
"…OooooH…!!?"

<さいたまスーパーアリーナ>
"…UWOOOOOOOOOOOOHHHH!!!!!"


There went tears of joy.

<2019年3月8日(金)>
Diikuti dengan Beyond to Bottom.

Epic sekali.

Jadilah, prediksi kakak Kucing menjadi kenyataan. Dan dedek Mipu kembali ke Jepang!

Fast forward ke beberapa minggu kemudian, tiket pun mulai dijual kali pertama lewat Wuglove, tiket yang mendatangkan teman-teman baru menemani di Saitama Super Arena (selanjutnya kusebut SSA sahaja). Yah, selama kurang lebih 3 tahun selama mewagu, selalu nonton sendiri, hype sendiri, senang sendiri, ngobrol sendiri (… masih waras?). Sekarang agak2 excited karena bakal ada yang menemani nonton. Eh di Yokosuka nonton bareng si dedek Mipu sih, tapi waktu itu masih jaim pas live jadi gak all out seperti biasa… hahaha… ada om-om jaim sama anak sekolah… Tentu saja untuk melancarkan para first timers, kami jadi bikin grup ngobrol2. Jadinya dari sejak dapat tiket sampai nonton di SSA, sampai sekarangpun, jadi ngobrol ke sana kemari XD . Terima kasih sudah mau meladeni om-om dengan jokesnya yang hambar dan renyah!

Jadilah, singkat cerita (karena pengalaman mereka dari pengumuman bubaran Wug sampai dapat tiket sampai ke SSA katanya bakal ditulis di blog masing-masing… link nya cari sendiri…) menjelang konser tanggal 8, satupersatu ditemui. Cici Aki ditemukan di Asakusa (bersama seorang lelaki) tanggal 6 malam, lalu besoknya Ko Al ditemukan di Kanda (juga bersama seorang lelaki), dan malam tanggal 7 kembali jemput dedek Mipu ke Haneda (syukurlah dia gak nyangkut sama seorang lelaki). Ko Al dan dedek Mipu kemudian langsung diboyong ke Kawagoe, tempat nan nyaman dan indah serta penuh kedamaian hati dan rasa (what?). Yang patut disyukuri dari SSA adalah karena lokasinya gak jauh dari Kawagoe, 30 menitan naik kereta. Jadi pagi-pagi buta habis subuh langsung cabcus bertiga ke SSA buat antri barang-barang konser.

Dan tentu saja di sana sudah ada ratusan sesama kaum yang juga telah sigap mengantri.


Untuk konser terakhir ini, member Wuglove dapat kesempatan memesan tiket terpisah untuk acara rehearsal sebelum konser dan acara melepas Wug selepas konser. Karena jatahnya hanya satu tiket untuk satu member, jadilah hari itu cuma yours truly yang punya tiket spetsial ini. Antrian barang konsernya pun berbeda, dibuka lebih awal dibandingkan tiket umum, karena rehearsal akan dimulai jam 12 siang (tentu saja, karena tak mau disiksa di dunia dan akherat, lebih baik Jumatan saja…. siapa tau dibalas dengan kebaikan -kenapa ini jadi tausyiah?-). Tapi meskipun demikian, mungkin belajar dari pengalaman di Final Tour ke-3, kali ini pembelian barangnya dibatasi, sehingga setiap orang masih bisa mendapatkan barang yg diinginkan meskipun antriannya nun jauh di belakang. Tapi tetap saja, dengan manusia sebanyak itu (belakangan, di acara Mayushitachi, Yoshioka Mayu sampai berkomentar tentang jumlah penonton di SSA, "ternyata ada sebanyak itu wugners? Ke mana aja kalian selama ini…??") barang konser pun dengan sekejap mulai sold out satupersatu. Pas saya dah sampai depan counter aja mini badge dan totte bags udah habis. Dengar-dengar belakangan -tentu saja, as usual, dari dedek Mipu- May'n pun (iya, May'n yang itu, yang Sheryl Nome) katanya gemes karena gak dapat beli barang konser. Tapi belakangan, Wug official office buka website pembelian barang2 konser di web, jadi meskipun tidak bisa menikmati barang yang diinginkan saat konser, seenggaknya kalau ada barang yang kehabisan pas antrian bisa dinikmati belakangan.

Jadilah, di pagi yang cerah itu, sekitar jam setengah tujuh pagi, sudah duduk manis di antrian, lengkap dengan batuk yang belum sembuh serta meler yang sigap menemani. Tapi gak hanya sendiri. Sekitaran pun ternyata banyak mas-mas mba-mba bermasker yang mengalami gejala yang sama. Seakan-akan pagi itu mengantri ke dokter T_T;;; Begitulah. Setelah nyeprot hidung beberapa kali mengeluarkan cairan ber… okei tidak usah dilanjutkan … , sekitar jam setengah sembilan, antrian mulai bergerak. Meskipun sudah dikasih tau pembelian bakal dibatasi 1 item per orang, tetap saja dengan urutan sepanjang itu, agak dokidokisuru sih. Meski demikian, antrian agak cepat juga majunya. Jam 9 lewat udah mulai dekat counter. Sekitar jam setengah 10 lebih akhirnya sampai di counter dan langsung tunjuk semua! Ahaha… syukurlah, semua yang dikecengin masih ada semua. Untuk menggacha seperti biasa, akhirnya beli 10 set bromide yang ternyata isinya lebih menawan dari seri-seri bromide sebelumnya (bromide? Apa itu bromide? Dicari saja di google hai kaum yang tidak berilmu… -what- ). Para wug dalam kostum dan background yang putih-putih, bagaikan kembali ke hari yang fitri, sebagaimana saat mereka mengumumkan bubaran tahun sebelumnya (diingat kembali…!).

Jam 10 kurang, udah selesai belanja, ketemu rombongan kembali. Oh, okelah, kukenalkan aja ya mereka satu persatu berikut silsilah keluarga dan riwayat hidup (tentu saja tidak… nanti artikel ini jadi panjang sekali…): yang pertama kumulai dari dedek Mipu saja, siswa SMU (engkau masih anak seeee koooo laaah… #jebakanumur) yang kembali menemani. Dibandingkan saya jaman SMA, sungguh dia itu benar2 keren, bisa berusaha sampai ke Jepang demi nonton Wug (dan saya jaman SMA mau main ke Lembang aja minta ijinnya serasa pergi ikut perang ke Lebanon….), dengan segala keterbatasan dan kemiskinannya (ahaha.. maap… XD ), dengan sukses kembali ke SSA (tentu saja, waktu dia ke Yokosuka sudah kuwanti-wanti bahwa menyesal di kemudian hari itu sungguh tidak menyenangkan!). Yang berikutnya, Ko Al, mantan full-time otaku myus dan part-time pelajar (ahaha…), yang ternyata mungkin lima tahun yang lalu nampaknya pernah berselisih wajah di event2 anime tapi tidak saling kenal. Kembali ke Jepun terchusus untuk menghadiri finale, dan mencari cinta yang hilang (nggak kok… ngarang aja inimah). Dan lalu ada Ci Aki, sang pecinta Yoppi dan kurir pempek aseli sumatra (pempeknya… eh doi jg sih…) … oh, ku lupa Ko Al juga yang telah membawakan martabak!

Selain kami bertiga, eh berempat, ada juga mas A, sang traveler yang menyempatkan mampir nonton SSA. Kemudian kak Luna nun jauh di sana yang isi hati dan semangatnya kami wakilkan di SSA. Dari mereka semua, yang paling well-informed adalah dedek Mipu, makanya tulisan ini dan tulisan yang sebelumnya tentang Sendai, banyak kukutip informasinya. Thank you, my boy! Tapi ternyata itu masih kalah dari ci Aki, yang paling luas pergaulannya di antara kami. Terbukti dengan banyaknya benda-benda Wug yang dijarahnya dari beragam wugners lain ahaha...


Setelah keliling2 sejenak melihat2 kemeriahan para calon penonton dengan beragam kesibukan dan keceriaan, foto sana foto sini, jam 11an mengundurkan diri sejenak dari nafsu duniawi menuju mesjid  Saitama buat Jumatan. Tadinya mau ikut masuk rehearsal sejenak buat sekedar lihat formasi panggung, tapi takut gak keluar lagi XD.

Selesai Jumatan jam setengah duaan balik lagi ke SSA trus pergi makan bareng sama rombongan sambil berbagi bromide yang berhasil didapatkan. Balik makan kembali ke SSA sambil tak lupa singgah di papan iklan tepat di depan gate stasiun Saitama Shintoshin, yang memasang informasi bergambar final konser Wug beserta tanda tangan mereka. Tentu saja di sini pun berfoto-foto meng-abuse wall (saya aja itumah kayaknya, si paman yang tidak tau malu XXD ).

Sehabis dari sana, mulai mencari jalannya masing-masing menanti acara yang baru akan mulai jam setengah tujuh sore. Karena repot bolak-balik ke mesjid Saitama akhirnya dua minggu sebelumnya udah pesan hotel di sekitaran SSA buat ishoma dan jaga-jaga kalau-kalau acara pelepasan berakhir sampai setelah kereta terakhir (ternyata ngga sih, ntar dibahas lagi di bawah). Jam enam kurang, abis maghrib, dari hotel balik lagi ke SSA, nyamperin dedek Mipu karena dia sudah memutuskan untuk bergabung bersama di kursi di daerah arena. Jadi tadinya dia dapat tiket di stand, tapi tiba2, mungkin dapat wangsit dari langit, memutuskan menempati kursi tiketnya ka Luna yang jauh di sana. Oh btw, ci Aki juga terpisah dari kami (saya, dedek Mipu dan ko Al) karena dia pakai tiketnya dedek Mipu supaya mau lihat paha Yoppi dari dekat (haih!!), karena tiket aslinya lebih ke atas, akibat beda kloter beli tiket.


Demikianlah, jadi kami bertiga di arena, gak jauh dari catwalk di tengah panggung, yang ditata menyerupai panggung I-1 arena di movie Wug. Dan ini lokasi yang sungguh menyenangkan, meskipun ngga di depan-depan amat, tapi cukup nikmat menikmati nikmatnya kenikmatan berwagu, apalagi mereka bertujuh lumayan sering maju sampai ujung catwalk.


Dan dimulailah konser yang sungguh berkesan ini.


Sebelum mulai, diputar iklan2 anime dan lagu2. Sesaat sebelum setengah tujuh, lagu Heartline dimainkan. Meski cuma playback, sebagian besar penonton sudah mulai hangat berhoi hoi seakan-akan Wug membawakan Heartline di panggung. Kemudian acara utama dimulai. Panggung meredup. Narasi intro dari Tange sacho, Matsuda-san dan Hayasaka-sensei diperdengarkan (entah apa isinya, nanti cari saja di google ya, wahai para pembaca budiman). Lalu dimulailah video yang menayangkan masing2 Wug di furusato-nya masing2. Menyiratkan perjalanan dari kampung halaman hingga berakhir di Saitama Super Arena.

Dan dimulailah konser yang sungguh berkesan ini.

Tachiagare!

Technically lagu pertama, berdasarkan animenya. Dengan seragam siswi SMU seperti animenya (ngga ingat juga mereka pakai celana dalam aja juga apa ngga [plak!] ).

Gak merhatiin sih.

Sejak lagu pertama, sudah bergairah apalagi udah gak jaim lagi sama dedek Mipu di sebelah... ahahaha... Lalu lagu berikutnya, dan lagu berikutnya, lagu berikutnya. Satu persatu masing-masing lagu dibawakan di panggung untuk terakhir kalinya.

Untuk terakhir kalinya...
Untuk terakhir kalinya...
Untuk terakhir kalinya...
echo.. echo... echo... cho... cho..

Waktu itu, meski sibuk berhoi hoi, tentu saja, setelah nyaris tiga tahun menyambangi konser Wug (segitunya deh...), tersadar, habis hari ini gak bakal lihat lagi performance langsung dedek-dedek manis itu. Ngga lebay-lebay amat sih tapi ya, seperti terasa kehilangan sesuatu yang biasa dilakukan. Seperti setelah puasa sebulan penuh, taraweh tiap malam, tiba2 udah berakhir begitu saja (ini analoginya gimana sih... ngaco maneh...).

Ya gitu deh.

Setlist lengkap konser ini bisa mudah ditemukan di web. Saya gak bakal runut satu-satu. Begitu pula kemeriahan dan kejadian-kejadian yang juga bisa dibaca di web. Tentang Wug menyisihkan satu tempat spotlight berwarna putih buat May'n waktu Wanbiri dimulai, tentang Higapuri yang untuk terakhir kalinya (dan pertama kalinya buat open live) dibawakan dengan versi 7 princesses, tentang untuk pertama dan terakhir kalinya Wug membacakan kesan mereka buat wugners (dan sesama Wug) di tengah tawa dan air mata, tentang wugners yang otomatis menyalakan penlight sesuai posisi Wug saat menaiki toroko di sudut-sudut SSA, tentang Miyuchan salah lirik di Gokusuma.

Dan hal-hal lainnya.

Konser berakhir setelah tiga encores, diakhiri -untuk terakhir kalinya- dengan lagu pertama, Tachiagare, dalam kostum Polaris.

That was it.

Berakhir sudah 6 tahun.

Meski masing-masing Wug nampak sudah segera aktif di beragam kegiatan, tapi tidak akan ada lagi hari-hari menanti jadwal konser bertujuh berikutnya,  tidak akan ada lagi hari-hari ber-"konbanwa---gu!!",tidak akan ada lagi hari-hari ber-encore "Way Kambas!! Wake Up, Girls!!", tidak akan ada lagi hari-hari ber-"ima kita bakkari----... sore na!!", tidak akan ada lagi hari-hari ber-"bakuhatsu shunzen!", tidak akan ada lagi hari-hari melambai-lambai tangan ber-"kira kira lucky lucky kisetsu ga!", tidak akan ada lagi hari-hari bergelimpangan heboh saat Mayushi memulai 16sai Agape, tidak akan ada lagi hari-hari ber-"ore mo!", tidak akan ada lagi hari-hari ber-"yo~~ppi! ma~~yu!", tidak akan ada lagi hari-hari berlimbangan saat Chikarabi, tidak akan ada lagi hari-hari melambai-lambai sambil ber-"yakusoku no jikan matte teee…", tidak akan ada lagi hari-hari ber-"one! two! San! Shi!", dan tidak akan ada lagi hari-hari ber-"cheeenjiii!!!".

Acara selesai kurang lebih jam 10 malam, setelah Tachiagare, mereka bertujuh kembali ke sisi atas panggung, yang perlahan turun ke bawah. Saat terakhir mereka bersama bertujuh di atas panggung.

T__T


Selesai acara, tadinya mau nyempatin foto-foto flower stand, karena siangnya gak sempat. Eh ternyata udah entah gak ada di mana... hauuuu... padahal katanya bagus-bagus... Jadi yasud, dari sana langsung belok ke antrian acara pelepasan alias miokuri.

Setelah cek entry pass dan tiket konser, para peserta berbaris di selasar di dalam SSA, dua berbanjar, mengikuti jalur yang sudah dibuat. Ternyata antriannya dibuat mengelilingi selasar dalam SSA, mulai dari pintu N hingga ke belakang. Semua berbaris, berjalan hingga pengecekan kedua, tiket rehearsal diberi tanda oleh petugas (jadi gak bisa balik lagi... huee...).


Lalu jalan lagi, berputar, balik arah lagi, dan antrian menyempit.

Lalu ada papan dinding pemisah di sebelah kanan antrian, dan kami jalan di sebelah kiri.

Dan tepat di balik dinding itu, scene yang tak kan terlupa.

Yoppi! Yoppi nyengir sambil dadah-dadah!

AaaaaH!!!! Yoppi yang selama ini cuma terlihat dari jauh! Kali ini berdiri hanya beberapa belas senti di belakang meja!

"Arigatou! Yoppi!"

Cuma itu yang sempat terucap karena harus terus berjalan mengikuti arus penonton yang lain.

Lalu Kaya-tan! Yang surprisingly, sungguh mungil di belakang Yoppi.

"Arigatou! Kaya-tan!"

Lalu Aichan, tak sempat bilang apa-apa... karena langsung melihat Mayushi! Dengan tahi lalat-tahi lalat di pipi kanannya... dan cengirnya...

"Arigatou! Mayushi!"

Lalu, pundakku didorong-dorong staff, "buruan!" :((

Lalu Minami, yang nampak masih kinclong. Dan tanpa sempat berkata apa-apa Nanami terlewat begitu saja dan akhirnya pas Miyu.

"Arigatou! Miyuchan!"

Dan Miyuchan masih sempat menengok sambil berdadah dan menyeringai...

Dan begitu saja... langsung pintu keluar di selasar luar SSA.

Tak sempat berpikir apa-apa, ingatpun cuma sekelebat. Tapi nyengirnya Yoppi, kecilnya Kayatan, cengir Mayushi dan dadah2 Miyuchan akan tetap kuingat. Wajah mereka yg udah capek tapi tetap semangat menyambut kami yang mengular kurang lebih 1 jam dengan outfit Polaris.

愛してる!サランヘヨ!Aku padamu!

Ya gitu deh.

Tidak ada yang abadi di dunia ini.

Lepas miokuri langsung balik ke hotel, ishoma, ngegacha sebentar. Besok paginya, sebelum pulang ke rumah -karena dedek Mippu dan ko Al sudah berbaik hati menjaga rumah- menyempatkan foto lagi depan gerbang SSA, dan foto lagi depan dinding papan iklan di stasiun Saitama Shintoshin sambil setelahnya bergesture terima kasih -for the last time-.



Terima kasih, dedek bertujuh.










Goodbye does not mean forever.
Goodbye does not mean we'll never be together again....
---apasih sok puitis---

Comments

Popular posts from this blog

Palbong Bakery House, Cheongju

Karena nonton drama Kim Tak Gu, kisah si anak (haram) boss tukang roti, yang berjumlah 30 episode, dan setiap episode berdurasi 1 jam-an, jadinya terkena cuci otak berupa mengunjungi Palbong Bakery House tempat si Tak Gu belajar menjadi ahli roti. Lokasi shooting-nya ada di Soam-gol, Cheongju. Di kaki sebuah bukit di Sangdang-dong. Seperti lazimnya lokasi shooting, hanya tampak luar sahaja yang sesuai dengan apa yang ditampilkan di drama. Bagian dalam dari Palbong Bakery mungkin di-shoot di lokasi lain. Di Palbong Bakery yang di Cheongju ini isinya sekarang cafe kecil yang juga menjual roti (roti kampung, katanya...) bukannya rotinya si Tak Gu. Di lantai dua, kalau di drama-nya ceritanya adalah dapur roti, aslinya adalah sofa-sofa tempat pengunjung bisa santai-santai menikmati pemandangan kota Cheongju. Di Soam-gol nya sendiri, sebuah kampung dengan gang-gang di kaki gunung, sepertinya juga tempat shooting drama yang lain, soalnya ada foto-foto scene drama dan artis2nya. Se

Walküre 3rd Live - Walküre wa Uragiranai at Yokohama Arena

Jadi tahun ini akhirnya ada kesempatan ikut bermoyasu bersama dengan Walküre di 3rd live event di Yokohama Arena. Itu juga cuma dapat tiket berdiri di belakang baris terakhir di lantai 2, dan dengan sukses nonton setengah panggung dan setengah punggung orang di depan 😆. Sedangkan hari kedua gak dapat tiket dan mau nonton live viewingnya di Toho juga asa kumaha gitu... kalau kata kang Yayan mah kurang greget (tidak sambil menggerek leher pakai lampu TL). Anyway, jadi berikut ini sekilas highlight konsernya. Pagi-pagi habis subuh jadinya langsung melesat ke stasiun ke Shin-Yokohama, berkaca dari pengalaman di masa lalu dalam perihal mengantre buat concert goods. Jadi jam setengah 8an lebih akhirnya sampai di Yokohama Arena dan langsung kucluk-kucluk nyari tempat orang mengantre. Ekspektasinya sih udah mengular tapi ternyata jam segitu baru sekitar ada 30an orang. Yoy!! Mission accomplished! Cukup lah buat bisa dapet goods yang dikecengin. Kecuai kalau 30 orang itu pada bel