Skip to main content

Wisata Kuliner Lausanne, Part Deux

Dibandingkan kali pertama, wisata kuliner kali ini lebih mendingan. Kalau dulu setiap malam makan kebab, kali ini ada peningkatan sedikit (juga peningkatan biaya sedikit karena nilai tukar won terhadap franc semakin lemah... sedihnya...), walaupun tetap hampir tiap malam juga makan kebab yang sama di warung yang sama, sehingga saya pikir si bapak berwajah keturki-turkian itu jangan2 menanti saya tiap malam... :D
Tapi demikian pun, makan siangnya juga lumayan mendingan, meski di hari Senin tetap makan kebab dibungkus kulit, dan malamnya kembali makan kebab. Karena diberi voucher makan siang bernilai 20 franc sehari, makan siang bisa agak2 mewah. Hari Selasa makan siang dengan ikan trout rebus dengan kentang dan wortel kukus. Ikan trout-nya sih biasa-biasa saja, tapi bumbu wortelnya lumayan enak. Malam? Kebab lagi ^_^.
Hari Rabu, makan chicken cutlet dengan makaroni dan saus tomat dilengkapi dengan sayur kol yang di-mashed. Malamnya? Tidak kebab! Soalnya ikut acara social event naik perahu melayari danau Jenewa (alias Lac Leman) dari Ouchy, Lausanne lalu berputar di Montreux dan kembali ke Ouchane. Makan malamnya diawali dengan makanan ringan kue kering panjang dan buah zaitun (olive... zaitun kan?). Kemudian appetizer berupa salmon asap, ikan apa entah yang dikukus dan disajikan berlapis dengan tomat, lalu ada salad dan saus mayonaise. Ada juga daging-dagingan yang tak kusentuh karena berbaur dengan babi-babi yang kelihatannya lucu-lucu namun harom. Sedangkan makanan utamanya, daging rebus dengan nasi yang berwarna hijau dibentuk seperti topi turki terbalik, dan, kata bapak2 jepun, "kare puding" ^^ karena bentuknya puding tapi rasanya seperti kare. Sepertinya couscous sih, dibentuk seperti puding dengan potongan wortel di dalamnya. Dan makanan penutupnya adalah kue-kue pie nanas, jeruk dan apel serta kue tar coklat, strawberry dan tiramisu. God, banyak banget, sampai2 pengen semua tapi gak bisa nambah karena dah kenyang ^_^.
Hari Kamis, makan siang kembali ketemu ikan, kali ini fish cutlet dengan nasi yang panjang2 mirip nasi India dengan sayur tumis. Somehow, si bapak penjaga kasir bilang saya cuma bisa ambil satu set makan siang dan air minum, tak boleh tambah snack pun... -_-. Tapi malamnya, karena ikut undangan delegasi Korea, akhirnya makan ke restoran Korea berjudul "Arirang Restaurant Coreen". Jauh-jauh ke Lausanne, ketemu kimchi dan kawan-kawan, pajon sayuran, dan makan yukejang... XD Bedanya, di sini yukejang harganya 30 franc alias hampir 50 ribu won, hampir 10 kali lipat aslinya... hueheh.. Tapi memang niatnya kurang ikhlas.. Ikut makan bareng delegasi korea maksud hati makan gratis, apa daya tetap harus bayar 20 franc (makan malam yang lebih mahal 12 franc dari sehari-hari... kebab ayam...). Tapi kenapa harus bayar, mungkin disebabkan jumlah tagihan yang bikin si bapak head of delegation mengerutkan kening ketika melihat kertas tagihan...
Hari Jumat, tanpa dinyana, menemukan kantin di lantai dua tempat meeting. Ternyata menunya benar-benar mengena di hati. Nasi panjang-panjang dengan sayur capcay udang yang benar-benar Asian taste. Selain itu, ajuma di kantinnya pun baik banget, nyuruh-nyuruh nambah pie, kopi, cola, salad... Sayangnya itu terjadi di hari terakhir meeting... memang tidak jodoh... XD Malamnya, kembali ke kebab ayam 8 franc :D.
Hari terakhir di Lausanne, meneruskan tradisi makan pizza italia kalau ke Swiss. Kalau sebelum-sebelumnya makan pizza di La Petit Chalet di Geneva, karena sekarang gak sempat ke sana, akhirnya cari-cari di Lausanne saja. Setelah sehari sebelumnya mencari lewat Google, ditemukan pizzeria di Lausanne, di sekitaran hotel. Sebuah pizza anchovy (tetap.. selalu... seperti sebelumnya...) tapi ukurannya tidak seperti di Geneva. Tapi rasanya lumayan oke. Namun harga air minumnya itu yang gak tahan... 5 franc satu botol... hiih...
Mudah2an suatu hari kembali ke sana lagi, makan kebabnya lagi...

Kebab

Comments

huehehe uplod poto di blog multiply emang kebalik urutannya yak =D
Meru Harjono said…
Bukannya kalo air tinggal minum dari keran aja?
Houari Sabirin said…
iya, mau dibenerin males.. biarin aja.. kan bisa dicek dari teksnya mana yg gambarnya mana :D
Houari Sabirin said…
mang bisa minum langsung di keran di wastafel?
Meru Harjono said…
Kalo di negara2 eropa mah bisa. Waktu di prancis saya tinggal bawa botol kosong dan isi airnya dari wastafel :p
Meru Harjono said…
Di Korea bukannya air wastafel udah siap minum juga?Kalo di Jepang kan udah seperti itu.
Houari Sabirin said…
oh begitu ya? gak tau sih, klo di geneva ada ketemu keran air dengan tulisan "bisa diminum" (eau naon lah bhs prangcisna), tapi di lausanne gak nemu. jadi gak tau klo di wastafel bisa diminum.
di korea... belon pernah minum dari wastafel, tapi klo mau air gratis, di tiap pojok kampus ada dispenser air.. klo di jalan juga tinggal numpang minum ke warung gimbab
eau potable =D
trus ada keran2 dgn tulisan "eau non potable" kan berarti gak semua keran bisa diminum. klo di blanda gak ada tulisan2 gitu. semua bisa hehe
Houari Sabirin said…
wah hebatnya... secara di Londo air di mana2 ya... :D

Popular posts from this blog

Nonton konser Momusu...

... di Olympic Hall, Olympic Park, Seoul hari minggu kemarin... Karena tak boleh motret dalam ruangan konser, taspun harus dititipin, jadi cuma bisa motret di luaran, di dalam.. ya pake kamera ponsel seadanya. Konsernya sendiri... hmm... not bad. Walaupun sudah tidak mengikuti perkembangan Momusu, tapi karena mereka menyanyikan seluruh single mereka dari Morning Coffee sampai yg terakhir (entah apa), jadi menyenangkan juga (sempat ikut teriak 'oi! oi! oi!' di single2 lama, dan tau2 sudah mengacung2kan tangan di lagu Happy Summer Wedding... hahaha...). Yang cukup mengejutkan, di sini ternyata lebih banyak cewek yg nonton dan histeris, dibandingkan yg biasa di lihat di dvd konser kan biasanya mas mas otaku... Toyyib... toyyib.... hihi...

What is wrong with those Gals?

Di cerita2 Indonesia jaman dulu: Sangkuriang, Roro Mendut, Putri Jambe, semuanya bercerita tentang cewek yang menerima lamaran cowok, tapi dengan syarat mesti membuat sesuatu yang luar biasa. Setelah itu, melihat sang cowok mampu melakukan syarat-syarat yg dia tentukan, dengan segala upaya akhirnya menggagalkan upaya sang cowok dengan berbagai macam tipu daya. Jadi inikah stereotip wanita Indonesia? Daripada menolak, lebih baik membuat sang cowok bahagia terlebih dahulu, setelah itu ditipu? Cuma mendeduksi fakta... tiada maksud menyinggung... ^_^v *kabur...* oh iya, saya belum nerusin Reason #2 ya... ^^;;;

Kunjungan ke Kareem

... bahkan bumbu nasi kebabnya pun dibungkus sampai ke Daejeon.. ntar masak deh di mabes.. Teringat request Umar ttg foto2 di Kareem, saya jadi ngubek2 isi hdd nyari2 itu foto2 jaman berkunjung ke warung kebabnya Anna Maria bukan Roy Marten berjudul Kareem bukan Abdul Jabbar pula... Setelah siang resah, malam gelisah, makan tak enak, tidur tak nyenyak memikirkan raibnya foto2 itu di hdd, akhirnya tadi malam saya temukan teronggok begitu saja di folder dengan judul "New Folder" di notebook (astaga... di sana ternyata...). Jadilah saya upload..