Skip to main content

Idul Fitri 2009, KBRI Seoul




Karena lebaran kali ini bertepatan dengan 1 Syawal, yang mana terjadi pada hari Minggu, maka inilah saatnya mengabdikan seluruh jiwa dan raga untuk mudik menuju kampung halaman di KBRI di Seoul.
Berangkat malam Minggu sehabis berbuka express di rumah pak preman, sampai di KBRI jam 10 malam lebih, langsung cabs ke mushola di lantai 2, ketemu Mentri Keuangan/Dr. Cinta Kurnia. Setelah itu makan malam kalap ala alumni SMA 2 Bandung (hahahaha.. kok kebetulan sekali ya?), yakni 3 ekor ayam. Di sana ketemu juga anak-anak KAISTe yang baru pulang nonton paha wanita Korea SeonyeoShidae di Asian Song Festival. Malam itu, di sekitar KBRI, mulai dari stasiun Daebang, sudah serasa mirip kampung Indonesia saja. Belum pernah liat orang Indonesia sebanyak itu di luar Indonesia. Mulai dari depan stasiun, lalu yang foto-foto di jembatan Saetgang, yang ngumpul2 di Ankara Park, yang nongkrong di warung2 dan cafe2 sekitar KBRI... semuanya Indonesia (walaupun kebanyakan yang terdengar boso Jowo...).
Sekitar jam 2-3 pagi, kembali ke KBRI mencari tempat buat tidur, ternyata mushola KBRI sudah seperti tempat pengungsian... sudah banyak yang terkapar di sana sini. Setelah duduk dan berbaring sebentar di dekat pintu, akhirnya saya pun mengkaparkan diri di balik tiang, sampai kira2 jam 4 lebih, lalu cari tempat buat mandi, ternyata gak ketemu, akhirnya sikat gigi + wudhu, terus ikut subuh, lalu keluar foto-foto bentar, lalu ketemu pak preman ngajak mandi di tempat bobok wanita (waw...) di apartemen lantai 3. Setelah menunggu sekian lama, akhirnya kami yang duduk di lantai seperti gelandangan, diperbolehkan masuk sama pak panitia buat mandi di kamar sebelahnya tempat bobok wanita. Setelah mandi, segera bergabung dengan jutaan jemaat lainnya yang mulai memenuhi halaman KBRI.
Selesai acara: sholat Ied, ceramah dan sambutan pak dubes (yang sepertinya tidak diwaro sama umat yang kelaparan), langsung deh ditarik pak preman ikut antri makan. Menunya nasi, rendang daging, ayam bumbu enak, gulai sayur dan kerupuk. Entah aneh entah memang barokah, dengan jutaan umat manusia sebanyak itu ternyata makanan yang ada masih banyak bersisa sehingga kita bisa tambah makan lagi, bahkan sampai bisa bawa bungkus ayam segala (dan agak menyesal tidak membungkus rendang juga... ihiks ihiks).
Pulangnya dari KBRI mampir dulu di Ansan, yang konon kabarnya ada warung yang menjual pempek. Namun apa daya, hanya impian belaka. Ada es campur pun ternyata patpingsu ditambahi peuyeum, ada siomay.. ternyata tidak seperti yang diharapkan.. namanya juga makanan Indonesia made in Korea made by Korean. Setelah makan siang dan mampir ke mushola Ansan, akhirnya kami kembali ke rumah dengan selamat, alhamdulillah, jam 9 malam.
Lebaran kali ini sangat menyenangkan, makanan enak, dapat bungkus, foto-foto bagus, ketemu banyak teman, cuaca cerah, hati senang, riang gembira, sehat sejahtera, damai sentausa, gemah ripah loh jinawi...

Comments

mirip bbrp thn yg lalu.. klo lebaran pas hari minggu pasti gila2an deh.. hehehe.. manteb dah
warna warni said…
karena laper jd semangat.. :D.
warna warni said…
itu yang panjang berat banget :D:D
warna warni said…
joe suci nya gak keliatan pak lurah ?.. :D:D
warna warni said…
wuih mantep banget keliatan nya .. rasanya gimana pak?...
Houari Sabirin said…
rasanya... hmm... lebih baik nunggu emang2 lewat depan rumah di kampuang nan jauh di mato :)
tapi baru kali ini saya makan siomay ada kentang gorengnya..
anwar rudin said…
kang kuliah di mana,abdi anear ti vikingsouthkorea,rerencangan na ukung-ukung ti persib
Houari Sabirin said…
saya di daejeon, kang anwar..
warna warni said…
wah kalo penikmat bob napi badung mestinya kenal sama joe suci ini ...
Houari Sabirin said…
oh.. masih nyambung... ahahaha.. lupa..
warna warni said…
yang badan nya gede dan selalu jd kelinci percobaan nya si bob kalo mau meloloskan diri dari penjara

Popular posts from this blog

Palbong Bakery House, Cheongju

Karena nonton drama Kim Tak Gu, kisah si anak (haram) boss tukang roti, yang berjumlah 30 episode, dan setiap episode berdurasi 1 jam-an, jadinya terkena cuci otak berupa mengunjungi Palbong Bakery House tempat si Tak Gu belajar menjadi ahli roti. Lokasi shooting-nya ada di Soam-gol, Cheongju. Di kaki sebuah bukit di Sangdang-dong. Seperti lazimnya lokasi shooting, hanya tampak luar sahaja yang sesuai dengan apa yang ditampilkan di drama. Bagian dalam dari Palbong Bakery mungkin di-shoot di lokasi lain. Di Palbong Bakery yang di Cheongju ini isinya sekarang cafe kecil yang juga menjual roti (roti kampung, katanya...) bukannya rotinya si Tak Gu. Di lantai dua, kalau di drama-nya ceritanya adalah dapur roti, aslinya adalah sofa-sofa tempat pengunjung bisa santai-santai menikmati pemandangan kota Cheongju. Di Soam-gol nya sendiri, sebuah kampung dengan gang-gang di kaki gunung, sepertinya juga tempat shooting drama yang lain, soalnya ada foto-foto scene drama dan artis2nya. Se

Walküre 3rd Live - Walküre wa Uragiranai at Yokohama Arena

Jadi tahun ini akhirnya ada kesempatan ikut bermoyasu bersama dengan Walküre di 3rd live event di Yokohama Arena. Itu juga cuma dapat tiket berdiri di belakang baris terakhir di lantai 2, dan dengan sukses nonton setengah panggung dan setengah punggung orang di depan 😆. Sedangkan hari kedua gak dapat tiket dan mau nonton live viewingnya di Toho juga asa kumaha gitu... kalau kata kang Yayan mah kurang greget (tidak sambil menggerek leher pakai lampu TL). Anyway, jadi berikut ini sekilas highlight konsernya. Pagi-pagi habis subuh jadinya langsung melesat ke stasiun ke Shin-Yokohama, berkaca dari pengalaman di masa lalu dalam perihal mengantre buat concert goods. Jadi jam setengah 8an lebih akhirnya sampai di Yokohama Arena dan langsung kucluk-kucluk nyari tempat orang mengantre. Ekspektasinya sih udah mengular tapi ternyata jam segitu baru sekitar ada 30an orang. Yoy!! Mission accomplished! Cukup lah buat bisa dapet goods yang dikecengin. Kecuai kalau 30 orang itu pada bel