Skip to main content

Mari memasak rendang

Ceritanya karena sudah rindu makan rendang, dan baru pulang beli daging di toko bahan makan Asia di dekat mesjid di Itaewon (itu satu hari sebelum lebaran), akhirnya saya coba bikin rendang.

First Attempt


Berbekal sekitar 0.8 kilo daging, dua bungkus bumbu rendang Indofood (seharga 800 won per bungkus), satu kotak kecil, 250 ml, santan instan kara (1500 won), garam dan cabe bubuk alias koju secukupnya, saya pun berangkat ke dapur dengan peralatan tempur secukupnya. Berdasarkan petunjuk mami Qonit, bahwa pertama2 bumbunya di oseng-oseng trus habis itu masukkan santan dan dagingnya, lalu tunggu sampai kering, maka mulailah saya merebus daging... (heheh benar2 tidak nurut ^_^;;;). Setelah kurang lebih setengah jam, maka mulailah air rebusan dagingnya tumpah-tumpah dari balik tutup panci ^_^;;; Akhirnya 30 menit kemudian (urusan ngelap2 dapur yg becek tidak usahlah diceritakan detail ya...) setelah menyisakan kira2 sedikit air rebusan, mulailah memasukkan bumbu, santan, cabe dan garam. Pas masukin santan itu, kan digunting sedikit ujung kotak santannya, trus keluarlah air yg saya kira waktu itu adalah air santan. Kemudian di aduk-aduk, dan ditunggu beberapa saat sambil kembali ke kamar beres-beres sisa persiapan masak. Ketika kembali ke dapur maka terciumlah dengan jelas bau daging hangus... dan dengan demikian, rendang saya yang pertama adalah berupa empal daging yang agak hangus.


Rendang I. Tim Penyicip: saudara ASY dan DP dari ICU.
Bahan-bahan: 0.8 kilo daging, 2 bumbu rendang Indofood, cairan dari kotak santan kara, garam dan cabe secukupnya

Second Attempt


Setelah berkonsultasi dengan mamak di kampung soal rendang, bahwa intinya adalah rasio daging dan santan adalah 1 liter santan untuk 1 kilo daging, mulailah saya kembali mencoba masak rendang. Kali ini dengan sisa 1 kilo daging yg dari first attempt, dua bumbu indofood, sisa santan di kotak, garam dan cabe. Mengingat apa yg terjadi di kejadian pertama, saya pikir santannya tinggal sedikit lagi, ya paling2 jadi empal lagi, tapi kali ini dengan tekad bulat jangan sampai hangus! p^o^q. Jadi pertama-tama, rebus daging, kali ini ditungguin, supaya ga ngebecekin dapur lagi.. hihi.. Sudah begitu, sama seperti sebelumnya, airnya disisakan sedikit lalu masukkan bumbu2, garam dan cabe, dan santan. Nah, baru deh ngeh pas buka kotak santan kali ini, pas dibuka ternyata yang sebenarnya berupa santan itu dalam kotak sudah agak berbentuk gumpalan (maklum selama ini lihat santan hanya dalam bentuk cair, hasi ngintip2 mamak di dapur... ^_^;;;), baru deh... "ooh.. ini toh isinya..". Akhirnya, pada second attempt ini, didapatkanlah rendang yang cukup berminyak jauh lebih indah dari rendang versi pertama.



Rendang MkII. Tim Penyicip: timnas Woosong dan ICU
Bahan-bahan: 1 kilo daging, 2 bumbu Indofood, 1 kotak santan kara tanpa cairan, garam dan cabe secukupnya


Third Attempt


Berdasarkan pengalaman kedua yg cukup sukses, akhirnya diniatkan dengan sepenuh hati untuk memasak rendang kembali (mumpung lagi ada acara ke Seoul, jadi mampir dulu beli daging, bumbu rendang dan santan). Sekarang, karena merasa sudah berpengalaman (^_^)v jadi niatnya bikin rendang full untuk 1.8 kilo daging, makanya beli bumbunya 4 bungkus, 3 kotak santan, dan tak lupa dua toples sambel terasi (duh, nulis begini aja udah drolling... ^_^;;;). Begitu sampai DJ tengah malam, karena sudah tidak tahan, akhirnya pagi2 buta jam 1 mulai deh ngerebus 1.8 kilo daging selama kurang lebih 45 menit, trus airnya disisakan dikit, dan mulai memasukkan bumbu2, santan2, garam dan cabe. Kali ini, setelah sekian saat, mulailah terlihat bentuk gulai daging calon rendang yang indah dan menawan hati. Tak lupa diaduk-aduk biar tidak hangus. Akhirnya setelah kurang lebih 1 jam, selesailah rendang yang lebih rupawan dari second attempt! Tapi belum menyerupai rendang mamak di rumah yg berwarna lebih gelap dan lebih nikmat, tapi tidak apa2 lah, namanya juga anak-anak (loh???).


Rendang ver.3.0 beta. Tim penyicip: mahasiswa Indonesia di MCCB
Bahan-bahan: 1.8 kg daging sapi, dicuci bersih, 4 bungkus bumbu rendang Indofood, 3 kotak santan kara 250ml, garam secukupnya, cabe sebanyak2nya (tinggal 1/4 botol seh...)

Comments

Andy Lee said…
pakde pesen rendang yang ver.3.0 beta dong... ^^
rendang mamak di rumah nggak pake bumbu instan kali, mokori.. makanya lebih sedap! :) hihihi.

ayoayoayo rajin masaaak! :)
Glenardo Yopie said…
wah bikin kontes masak rendang se Daejon gmana ???
hehehe selamat atas eksperimennya! =D

eniwei daku dulu membuat warna gelapnya pake nambahin cabe bubuk, jadi kemerahan, bikin gelap. krn kbetulan bumbu indofoodnya jg gak terlalu pedes, sementara lidah orang2 jawa di sini pada terbiasa makan sambel terasi huehehehe..

cukup banyakkah dikau masukkan gochu garu?
hafiz ahmad said…
selamat ya, uda houari.. ditunggu mahakarya berikutnya untuk dikirim ke woosong, ha ha ha..

(sebagai tester second attemp :p)
Houari Sabirin said…
klo rendang di rumah sih bumbunya juga beli di pasar, di kiosnya si bujang di pasar cicadas... (hahaha.. ingat betul..), jadi klo mamak mo masak rendang biasanya beliau tinggal bilang mo bumbu rendang buat sekian kilo, pedesnya sekian, dll.. cuman biasanya suka ditambahi daun entah apa, mungkin itu yg bikin lebih enak kali yah

ya untuk fourth attempt berikutnya, akan saya coba lebih banyak santan dan kochu, juga mungkin lebih lama dimasaknya ya, biar lebih kering. nanti timnas woosong diundang juga, mami dan pakde juga klo mampir ke DJ dikasih deh.. hehe
Rika Sari said…
Sebenernya bumbu Indofood gak OK buat rendang (Maaf nih Indofood....). Soalnya Indofood sendiri dah pake santan di bumbunya. Yang OK adalah Bamboe. Dan sebelumnya dagingnya di rebus dulu (ditambahin garaam, merica, pala, daun salam, sereh, bawang putih halus, bawang merah halus kalo ada). Rebus sampe daging empuk dan air tinggal dikit. Lebih enak kalo apinya kecil, dan gak pake presto. tapi...daripada mahal2 bayar gas, ya,....biar cepet empuknya pake presto boleh lah. Habis itu, daging dipotong2 sesuai selera. Masukin lagi ke bekas rebusannya. Masukin bumbu Bamboe, cabe bubuk sesuai selera. Bisa tambah air lagi kalo mau (ini murni pake feeling aja). trus masukin santan. Kalo disini kita pake santan kaleng..hmm...berapa ml ya?? Lupa euy. Pokoke 1 kaleng santan, 1 kg daging, 1, or 1.5 or 2 bungkus bumbu Bamboe (ya..se selera nya aja. Coba2in). Masak deh sampe airnya sesuai selera alias kentalnya sesuai selera. Hmmm....walaupun bumbu instan, jauh dari Mamak, tetep bisa enak kok. Setidaknya enaknya level bumbu instan lah. Hihihihii....

PS: Tapi rendang V.3 nya dari gambar dah OK tuh.....:D
hihi mbak.. ini yg susah..
pala, daun salam, sereh, bawang merah halus --> susah dicari (ada sih tapi belinya terpisah2 ntar malah sisanya masih banyak terbuang). makanya pake bumbu instant. dan krn pake indofood santannya kurang, makanya ditambahi hehe..
trus panci presto juga mahal =D kang hou mau beli tak sa-man-won hihihi
ada jg di sini anak2 india-bangladesh yg pada pake..
puti sabirin said…
o iya nga, kalo liat ibu masak rendang, pertama2 dagingnya (mentah) tenggelam dalam santan plus bumbu2 (warnanya oranye2 gt), sampe santannya mengental, terus kayak gule gitu, lama2 jadi rendang deh... kalo rendang ayam, santannya (maksudnya air yg bwt ngerebusnya) agak lebih sedikit, ayamnya juga mentah2 lgsg dimasukin kok
Erwin Sagata said…
OH, ini masih rendang ya dulu ya? Sangkain udah version.04. Kalo aku, paling suka rendang di restoran2 Padang yang di Pekanbaru. Asli, sedap dan pedas, Bo'......Namanya juga masih pake bumbu dan cabe asli dari Sumatra. Yang di Restoran Sederhana di Jakarta kalah jauh!

Popular posts from this blog

Nonton konser Momusu...

... di Olympic Hall, Olympic Park, Seoul hari minggu kemarin... Karena tak boleh motret dalam ruangan konser, taspun harus dititipin, jadi cuma bisa motret di luaran, di dalam.. ya pake kamera ponsel seadanya. Konsernya sendiri... hmm... not bad. Walaupun sudah tidak mengikuti perkembangan Momusu, tapi karena mereka menyanyikan seluruh single mereka dari Morning Coffee sampai yg terakhir (entah apa), jadi menyenangkan juga (sempat ikut teriak 'oi! oi! oi!' di single2 lama, dan tau2 sudah mengacung2kan tangan di lagu Happy Summer Wedding... hahaha...). Yang cukup mengejutkan, di sini ternyata lebih banyak cewek yg nonton dan histeris, dibandingkan yg biasa di lihat di dvd konser kan biasanya mas mas otaku... Toyyib... toyyib.... hihi...

What is wrong with those Gals?

Di cerita2 Indonesia jaman dulu: Sangkuriang, Roro Mendut, Putri Jambe, semuanya bercerita tentang cewek yang menerima lamaran cowok, tapi dengan syarat mesti membuat sesuatu yang luar biasa. Setelah itu, melihat sang cowok mampu melakukan syarat-syarat yg dia tentukan, dengan segala upaya akhirnya menggagalkan upaya sang cowok dengan berbagai macam tipu daya. Jadi inikah stereotip wanita Indonesia? Daripada menolak, lebih baik membuat sang cowok bahagia terlebih dahulu, setelah itu ditipu? Cuma mendeduksi fakta... tiada maksud menyinggung... ^_^v *kabur...* oh iya, saya belum nerusin Reason #2 ya... ^^;;;

Kunjungan ke Kareem

... bahkan bumbu nasi kebabnya pun dibungkus sampai ke Daejeon.. ntar masak deh di mabes.. Teringat request Umar ttg foto2 di Kareem, saya jadi ngubek2 isi hdd nyari2 itu foto2 jaman berkunjung ke warung kebabnya Anna Maria bukan Roy Marten berjudul Kareem bukan Abdul Jabbar pula... Setelah siang resah, malam gelisah, makan tak enak, tidur tak nyenyak memikirkan raibnya foto2 itu di hdd, akhirnya tadi malam saya temukan teronggok begitu saja di folder dengan judul "New Folder" di notebook (astaga... di sana ternyata...). Jadilah saya upload..