PERNAHKAH Anda bertanya mengapa salat wajib dilaksanakan lima kali sehari? Selama ini, kita dicukupkan dengan penjelasan dari aspek spiritual dan penjelasan naqli dari Alquran dan hadis. Padahal, gerakan salat dari mulai takbiratul ikhram hingga salam memiliki penjelasan aqli, bahkan secara medis berkhasiat untuk kesehatan tubuh manusia.
Drs. Madyo Wratsongko, M.M. dalam kurun waktu tiga tahun terakhir menemukan senam ergonomis. Menurut Madyo, gerakan salat sendiri memiliki manfaat luar biasa dilihat dari aspek kesehatan. Saat salat, seluruh aspek kesehatan (lahir, mental, dan pikir) bersinergi secara harmonis. Dalam keadaan tenang, gelombang otak manusia mencapai 8-12 gelombang per detik.
”Saat tenang ini merupakan saat paling optimal untuk memperbaiki daya ingat jangka panjang kita,” ujar Madyo ketika ditemui di rumahnya di Kompleks Unilever Indonesia Blok E No. 11, Cileduk, Tangerang, Banten, Kamis (4/10).
Bila dilakukan secara rutin, gerakan salat yang disertai perasaan berserah diri kepada Allah SWT bisa menyembuhkan berbagai penyakit dalam, seperti asam urat, vertigo, migrain, serta gangguan paru-paru, bahkan disfungsi alat reproduksi dan seksual. ”Pada dasarnya, semua obat itu ada di diri kita sendiri. Salat membantu kita untuk self healing itu. Oleh karena itu, kita sebagai manusia sangat membutuhkan salat untuk menjaga kesehatan fisik dan kejiwaan,” katanya.
Ketika seseorang berdiri untuk memulai salat, ia dapat dimanfaatkan untuk melatih keseimbangan tubuh dan konsentrasi. Jika segan dilakukan pada salat wajib, lakukan pada salat sunat yang dilakukan sendiri. Berdiri dengan tumpuan pada ujung-ujung jari kaki terutama jempol sampai jari tengah. Kalau belum bisa mulai dari awal salat sampai berakhirnya salat, berarti keseimbangan tubuh dan konsentrasi dia belum optimal. Artinya, ada ujung-ujung saraf keseimbangan yang tersalut pengapuran, kering bahkan tidak nyambung.
”Kalau mau lebih berat lagi, coba lakukan sambil melihat ujung titik hidung, jangan berkedip. Pertama-tama mata akan terasa perih dan ingin menutup. Kalau ditahan terus, akan mengaktifkan kelenjar air mata, dan kita dapat berurai air mata, kepala terasa mau pecah. Dan kalau kita berhasil melakukan teknik ini sampai selesai salat bahkan sampai selesai zikir, mata akan terang, pikiran akan tenang, konsentrasi akan meningkat,” kata Madyo.
Salat diawali niat kemudian takbiratul ikhram. Gerakan mengangkat tangan, membuka dada, menarik napas, memberikan aliran darah dari pembuluh balik yang terdapat di lengan untuk diisi ke mata, telinga, mulut, bagian otak pengatur keseimbangan tubuh sehingga membuka mata, telinga kita, dan menjaga keseimbangan tubuh. Kemudian bersedekap, menjepit pembuluh darah balik pada lengan kiri sehingga pembuluh darah yang di telapak tangan atas akan mengembang.
Semakin lama bacaan dan tetap dijepit, semakin tinggi tekanan darahnya. Begitu takbir untuk rukuk, darah yang telah dicuci di telapak tangan akan langsung disemprotkan dengan kecepatan tinggi, mengisi kembali pembuluh darah yang ada di mata telinga, atau seluruh bagian kepala. Kebiasaan ini akan menyebabkan keseimbangan tekanan darah antara bagian kanan dan kiri tubuh kita sampai ke ujung jari kita.
Madyo mengatakan, kelenturan tulang belakang yang berisi sumsum tulang dan merupakan saraf sentral beserta sistem aliran darahnya dapat dirawat dengan melakukan gerakan rukuk yang maksimal. Ini berlaku sebaiknya jika dilakukan dengan interval 4-5 jam sehari. Tuas sistem keringat yang terdapat di punggung, pinggang, paha, dan betis belakang dapat dirawat dengan gerakan rukuk.
Tulang leher/tengkuk/saluran saraf memori, dapat dengan baik dijaga kelenturannya dengan gerakan rukuk. Rukuk yang ditekuk maksimal, hingga tangan memegang pangkal kaki dapat berguna untuk menarik urat pinggang, sehingga dapat mencegah sakit pinggang, awal dari sakit ginjal. Kelenturan saraf memori dapat dijaga dengan gerakan rukuk ini yang mengangkat kepala secara maksimal, mata menghadap ke depan, hingga pundak dan kepala bergetar sembari menahan napas.
Pada saat sujud, pembuluh darah nadi/balik dikunci di pangkal paha, sehingga tekanan darah akan lebih banyak dialirkan kembali ke jantung dan dipompa ke kepala. Apabila disertai menarik napas dalam-dalam, ditahan, kemudian ditekuk untuk sujud hingga terasa aliran darah ke kepala selama mungkin akan memaksimalkan aliran darah dan oksigen ke otak/kepala, ke mata, ke telinga, ke leher, ke pundak, ke hati. ”Ini teknik yang luar biasa untuk membongkar sumbatan pembuluh darah jantung sehingga mencegah koroner dan membiasakan pembuluh darah halus di otak untuk mendapat tekanan lebih sehingga mencegah stroke,” katanya.
Untuk menambah tekanan dapat dilakukan sambil bertumpu pada lutut, kalau kurang keras tumpuan pada pangkal ujung jari kaki dan diseimbangkan dengan menggunakan telapak tangan. Kalau kita ingin merawat kelenturan pergelangan tangan supaya sistem pembakaran di telapak tangan optimal, kita tekuk maksimal mungkin sampai 90 derajat/tegak dan ditekan pada ruas-ruas jari.
Kalau ingin bertenaga di ujung, ujung jari, kepala kita diangkat kira-kira 1 cm, dimajukan sejauh mungkin, sehingga titik berat di ujung jari, tarik dan tahan napas, sampai kepala bergetar dan dilakukan selama mungkin sampai seperti kehabisan napas baru dianggkat kembali kepalanya. Lakukanlah hingga keluar keringat, dan kepala, leher, pundak terasa ringan dan nyaman. Untuk mendapatkan tekanan yang maksimal, sebaiknya dilakukan menggunakan sajadah yang tipis di atas ubin.
Duduk di antara dua sujud, di mana kedua belah kaki, seluruh jari kakinya ditekuk, akan dapat menyeimbangkan sistem elektrik/saraf keseimbangan tubuh kita dan dapat memperbaiki/menjaga kelenturan saraf keperkasaan yang banyak terdapat pada bagian paha dalam, cekungan lutut, cekungan betis, sampai ke jempol kaki.
Kelenturan saraf keperkasaan ini dapat mencegah penyakit diabetes, sulit buang air kecil, prostat, dan hernia. Duduk di antara dua sujud ini terdapat bacaan ampunan dosa. ”Ini bukan bacaan kebetulan, karena di cekungan mata kaki dalam dan luar banyak terdapat ujung saraf yang merupakan tombol tekuk untuk membuang endapan listrik negatif dari organ tubuh kita, jantung, paru-paru, hati, limpa, perut, alat vital, otak/kepala yang mengarah ke ujung-ujung jari,” katanya.
Duduk tasyahud awal sebaiknya dilakukan seperti yoga/duduk dewa di mana kedua telapak kaki sama-sama dilipat, tumit berada di samping pinggang, dan pantat menempel di lantai. Duduk seperti ini akan menarik urat saraf terutama pada pangkal paha sampai lutut. Sehingga mencegah pengapuran dan dapat mencegah sakit tenggorokan, dan memurnikan kelenjar liur.
Kalau agak lama dan pangkal kaki atas agak ditekan dan digiling ke kiri dan kanan akan menghasilkan tenaga panas di telapak kaki atas serta menjaga kelenturan saraf penopang tubuh dan keseimbangan tubuh. Jika duduk begini agak lama, di atas 15 menit akan menyebabkan telapak kaki teraliri darah secara maksimal karena pembuluh darah balik ditekan/dikunci. Biasanya untuk pertama kali akan kesemutan, yang menandakan masih banyak pembuluh darah kita yang tersumbat.
Posisi tasyahud akhir lebih baik dari gerakan bersila karena pada gerakan ini tulang kering yang seperti mata pisau tapi tumpul diletakkan di cekungan telapak kaki kiri dengan jempol kaki ditekuk. ”Sebenarnya kalau gerakan ini kita manfaatkan dengan cara kita pegang pergelangan kaki kanan, kita tekan dan giling di sepanjang area cekungan, akan berguna untuk membongkar pengapuran pada cekungan kaki kiri, supaya saraf keseimbangan yang berhubungan dengan saraf mata akan terjaga dengan baik sehingga konsentrasi akan meningkat/terjaga,” ujarnya.Pikiran Rakyat 2007.10.07
http://www.pikiran-rakyat.co.id/cetak/2007/102007/07/ramadan01.htm
Comments
http://pustakaiman.wordpress.com/2007/09/24/shalat-an-amazing-easy-yoga/