Skip to main content

Jayangdong - Munjidong, on bike

Secara (halah bahasa naon ieu...) saya baru patungan beli sepeda sama pak Hul, jadilah saya harus menjemput sepeda itu dari Jayangdong, di dormitory Woosong University. Karena itu pula, harus menyetir sepeda yang dimaksud dari sana menuju kediamannya yang baru di ICU dorm di Munjidong.
Jadilah, pagi ini, start jam sembilan pagi di Woosong dengan perlengkapan secukupnya: topi, add-on lensa hitam buat kacamata, dan sebotol air minum. Rute yang dituju, mulai dari Woosong lewat jalan belakang ke arah Gayangcheon, menyusuri Daedongcheon, belok ke Seongnam bridge menuju persimpangan Samseong lewat Solbriji, lalu teruuus sampe ketemu Daejeoncheon, belok kanan. Dari Woosongdae sampai sini semuanya di trotoar jalan, yang daripada dimananya, alhamdulillah, trotoar di negri orang begitu cantik rupawan menyediakan lintasan buat bersepeda... tidak perlu serobot serobot sama mobil apalagi angkot (da teu aya...)
Setelah itu menyusuri Daejeoncheon kira2 25-30 menit. Di sisi Daejeoncheon ada semacam jalur shortcut buat kendaraan yang ingin menghindari macet di jalan utama. Di tepinya, ada lintasan kecil buat sepeda dan jalan kaki. Dan karena lagi-lagi bukan di negeriku tercinta, sepanjang sungai kita bisa menikmati udara yg lumayan segar, walaupun masih banyak mobil lalu lalang di jalan shortcut tadi itu, lengkap dengan sungai yang tidak mengeluarkan bau-bau aneh apalagi yang kuning-kuning bulat panjang... (harap jangan dipikirkan sewaktu makan ^_^).
Di ujung Daejeoncheon, untuk menuju Munjidong, naik dulu ke atas (ke jalan utama, dari sisi sungai), melintasi Samcheon bridge (btw btw, kenapa saya bisa tau itu nama2 jembatan dan sungai? karena baca peta... hehe..), di daerah deket-deket GOR buat main ice skating deket SaveZone. Dari sana belok kanan, kemudian turun lagi ke bawah, ke sisi sungai, kali ini menyusuri Yudeungcheon. Di pinggir Yudeungcheon, seperti juga di sisi Daejeoncheon, disediakan jalur shortcut kendaraan dan jalur sepeda/jalan kaki. Tapi karena daerah sungai ini cukup lebar, ada bagian sungai di mana hanya terdapat jalur bersepda/jalan kaki. Di sisi sungai Yudeung ini kita bisa menikmati hamparan rumput menghijau bertaburan bunga liar berwarna kuning di sisi jalan lengkap dengan burung2 kacchi cari makan dan beterbangan ke sana kemari, oom oom yang mancing di sisi sungai, sesama rekan pengendara sepeda, juga para pejogging.
Terakhir, di ujung Yudeungcheon, sampailah di Gapcheon yang besar itu, yang adajembatan MacD, di sisi kompleks convention center yg sedang mau akan selesai (teu puguh pisan). Di sini nyebrang Dunsandae Bridge melintasi Gapcheon dimana kita bisa melihat burung bangau sedang cari makan... (duh kapan yah di Bandung bisa lihat burung bangau cari makan di Cikapundung, ada juga hasil sisa makan orang... yg kuning-kuning itu tadi... hiiii). Setelah nyebrang jembatan, langsung ke kanan menyusuri Gapcheon di Expo-ro sampai ke pertigaan Munji, belok kiri, sampe deh di ICU.
Hmm..mungkin lain kali sambil berburu foto kah...

Waktu yang dibutuhkan: sekitar 1 jam (plus benerin kacamata yg copot melulu gara-gara salah masang kutub magnet -ngerti kah? tidak?- plus sms sambil nyetir satu tangan.. weheheheh, plus berhenti buat minum).
Jarak tempuh: menurut peta Daejeon di Congnamul, jaraknya sekitar 11.64 km (duh canggihnya ini peta, bisa mengukur jarak pula...) dengan rute yang dimaksud (silahken lihat gambar).

Comments

Glenardo Yopie said…
Kenapa ga lewat HomePls yang terus ke arah Fish Market itu?Lalu ketemu MBC? Itu lebih deket loh... Mantan Lurah, turun jabatan, banyak waktu, jadi bisa jalan2 dan olah raga nih...Diet berjalan..Haha
Houari Sabirin said…
itu nyusurin sungai soalnya biar jalannya datar... klo lewat jalan mobil mah naik turun.. bisa modar ijke... :D
gileeeee
salut hihi
(max baru 35menit nyepeda)
ini toh cerita di balik "nyeri bujur" yang jadi status YM dan alasan menolak undangan conference :p
hafiz ahmad said…
knapa ga minta ditekbe k icu saja, pak?

*untung sudah pensiun jadi tekbe.. :P
Nuri Hapdari said…
naha belinya jauh pisan...pan di kaist ada...*sabari blinking2 tea* hihihi... patungan ama pak hul apa ama ........pak hulllllllllllllllllllllllll........hihihihi
Nuri Hapdari said…
ini warna kenapa jadi 'hejo' sabari aya bunga2 na...euleuh2...lengser teh jadi loba coco-oan yak....
Nuri Hapdari said…
lho.... si modar koq disebut2..apa kaitannya...;))
Houari Sabirin said…
teuing atuh.. salah sendiri boga babaturan ngaranna modar
Danu Pranantha said…
wah, seperti jaman saya sd sama smp.. sepedaan terus kamana wae :p lumayan euy buat buang keringat.. atau kamu jadi ikutan bike to work.. atau program diet juga ya :D
Houari Sabirin said…
bukan bike to work, lah wong saya work cuma jalan kaki 3 menit dari kamar.. :D
ini bike to eat, bike to shopping, juga kadang2 bike untuk minta makanan ke rumah mbaknur.. (eks mabes :D )
Meru Harjono said…
Foto sepedanya doooong hehehehe
Houari Sabirin said…
hehe sepeda biasa aja kok, sepeda yang harganya sama dengan 5 buah celana dalam... hihi

Popular posts from this blog

Nonton konser Momusu...

... di Olympic Hall, Olympic Park, Seoul hari minggu kemarin... Karena tak boleh motret dalam ruangan konser, taspun harus dititipin, jadi cuma bisa motret di luaran, di dalam.. ya pake kamera ponsel seadanya. Konsernya sendiri... hmm... not bad. Walaupun sudah tidak mengikuti perkembangan Momusu, tapi karena mereka menyanyikan seluruh single mereka dari Morning Coffee sampai yg terakhir (entah apa), jadi menyenangkan juga (sempat ikut teriak 'oi! oi! oi!' di single2 lama, dan tau2 sudah mengacung2kan tangan di lagu Happy Summer Wedding... hahaha...). Yang cukup mengejutkan, di sini ternyata lebih banyak cewek yg nonton dan histeris, dibandingkan yg biasa di lihat di dvd konser kan biasanya mas mas otaku... Toyyib... toyyib.... hihi...

What is wrong with those Gals?

Di cerita2 Indonesia jaman dulu: Sangkuriang, Roro Mendut, Putri Jambe, semuanya bercerita tentang cewek yang menerima lamaran cowok, tapi dengan syarat mesti membuat sesuatu yang luar biasa. Setelah itu, melihat sang cowok mampu melakukan syarat-syarat yg dia tentukan, dengan segala upaya akhirnya menggagalkan upaya sang cowok dengan berbagai macam tipu daya. Jadi inikah stereotip wanita Indonesia? Daripada menolak, lebih baik membuat sang cowok bahagia terlebih dahulu, setelah itu ditipu? Cuma mendeduksi fakta... tiada maksud menyinggung... ^_^v *kabur...* oh iya, saya belum nerusin Reason #2 ya... ^^;;;

Kunjungan ke Kareem

... bahkan bumbu nasi kebabnya pun dibungkus sampai ke Daejeon.. ntar masak deh di mabes.. Teringat request Umar ttg foto2 di Kareem, saya jadi ngubek2 isi hdd nyari2 itu foto2 jaman berkunjung ke warung kebabnya Anna Maria bukan Roy Marten berjudul Kareem bukan Abdul Jabbar pula... Setelah siang resah, malam gelisah, makan tak enak, tidur tak nyenyak memikirkan raibnya foto2 itu di hdd, akhirnya tadi malam saya temukan teronggok begitu saja di folder dengan judul "New Folder" di notebook (astaga... di sana ternyata...). Jadilah saya upload..