Skip to main content

Berkunjung ke Pulau Ulleung (hari ke-1, bagian ke-2)

Marilah kita lanjutkan kisah perjalanan kunjungan ke Pulau Ulleung. Jadi acara hari pertama, setelah berlabuh dan makan siang adalah jalan-jalan keliling pulau dipandu oleh seorang guide merangkap sopir. Jadi si bapak ini (maaf, namanya lupa...) yang mengantar kita, rombongan mahasiswa mahasiswi sebanyak 10 orang plus 1 orang boss.. hehe.., naik mobil travel yg kira-kira seukuran L300 keliling pulau. Benar-benar keliling loh... yah tidak pas 1 keliling sih, tapi kira-kira ada lah 6/8-nya, karena memang jalan lingkar pulau yg sudah dibangun baru segitu.

Di pulau ini ternyata jalan yg dibangun sudah lumayan bagus, malah lebih bagus dari jalan terusan Katamso dan Sukarajin... ^_^;;;; Jadi si pelabuhan Dodong ini letaknya kayak di dalam teluk kecil gitu, daerahnya lebih landai dibandingkan sisi pulau yang lain. Dibilang lebih landai pun begitu masuk tanjakannya udah kayak di daerah Cimuncang atau Jatihandap sana (yang belum pernah tinggal di Bandung sebaiknya cari tau dulu sendiri yah... heheh..). Malahan begitu keluar Dodong, jalan yang dibangun buat ngelintasin bukitnya dibikin muter-muter pakai jembatan, agak2 ngeri (geh, maaf tidak bisa menerangkan dengan jelas, coba deh lihat gambar di bawah... Ini gambar sebagian dari peta pulau. Yg putih itu jalan, yg diitemin itu jembatan. Jadi buat naik bukit, jalannya dibikin melingkar ke luar, kasih jembatan trus nyusurin sisi bukit, trus diputer lagi, trus kasih jembatan lagi)



 

Jalan yg muter....

Demikianlah, jadi setelah selamat melintasi dua jembatan muter itu... berikutnya kita sudah berada di atas bukit... Di sini ternyata ada semacam markas TNI, eh, maksudnya tentara Korea, mungkin tempat tentara-tentara yg ketiban sial dibuang ke tempat terpencil kali yah... heheh... Tapi di sini ternyata memang banyak pos-pos tentara gitu, di sepanjang jalan yg mengelilingi pulau tiap beberapa ratus meter (mungkin) pasti deh ada pos tentara, lengkap dengan tentaranya lagi termenung memandang lautan (weiss.. romantis banget yah tentaranya...) sambil memegang kekeran (keker=teropong, siapa tau ada yg bertanya-tanya) dan tentu saja senapan alias senjata api. Mungkin takut kalau-kalau ada serangan dari pasukannya bapak Kim Jong-il. Oh iya, karena pulau Ulleung jelaslah bukan pulau Hawaii maupun pulau Bali (sekedar info, katanya pulau Bali ini dikelilingi oleh pantai.... gak percaya, denger deh lawakannya Warkop... ), jadi lupakan sejenak bayangan pasir putih nan terhampar luas bersama nyiur melambai ditiup angin... Dimana-mana pantainya adalah batu karang yg membuat pencinta pulau Bali, seperti rekan kami Prananth Aanud, uring-uringan... Jadi mungkin agak susah ya kalau mau ada adegan lari-lari di pantai sewaktu mentari tenggelam, yg cowoknya lari dari kiri, yg ceweknya lari dari kanan, trus di-slow motion, sambil saling memanggil nama... Klo di sini seh lari-lari di batu karang mungkin keburu kesandung... haha... Jadi pemberhentian pertama keliling pulau adalah batu karang yg tingginya kira-kira ada lah 10-20 meter gitu... tentu saja kesan pertama adalah, "heh, apaan nih, cuman batu karang doang?" ^_^;;; tapi anggeur weh popotoan (uh, maksudnya berfoto-foto). Di sekitarnya banyak penyelam-penyelam sedang briefing.. ga tau apa yg mo dicari di air..



Si batu karang


Setelah puas berfoto-foto dan mencela-cela si batu karang yang malang, tujuan berikutnya adalah tempat penginapan... tadinya saya pikir begitu.. pas sampai, lho kok ini penginapan kayak gudang begini? Ternyata... perjalanan belum berakhir, karena tempat yang dimaksud adalah pabrik permen! Benar sekali, pabrik permen, tepatnya permen labu. Jadi ceritanya, pulau Ulleung ini dikenal memproduksi labu dan cumi. Jadilah kami mengunjungi pabrik permen labu, diterangin proses produksinya, mulai dari mencicipi labu cair yang sudah dicampur gula, lalu kemudian adonan diaduk hingga kental. Setelah itu masuk mesin penggulung tempat dimana si adonan dicampur tepung dan dibentuk memanjang seperti (maaf) e'e' ikan mas... (hehe, tidak kepikiran persamaan yg lain nih...) Kemudian si e'e' itu, eleh, maksudnya si calon permen itu, masuk ke mesin pemotong, sehingga ukurannya jadi seukuran permen.. kira-kira 3 cm lah. Lalu masuk mesin pengayak, dan dicampur tepung lagi. Habis itu, permen-permen ini tentu lah tidak langsung dijual, tentu saja harus diberi baju biar tidak telanjang.. malu atuh... Akhirnya permen-permen ini dibawa ke mesin pembungkus, dan diberi baju yang manis berwarna warni biru dan merah. Dan jadilah dia.. permen labu. Rasanya? Enak, lumayan, masih terasa labunya (tentu saja, kalau bahannya labu trus tiba-tiba pas udah jadi permen jadi rasa jengkol... tentulah ada yang salah dengan proses produksinya...), dan bikin lengket di gigi.. pisan.. seperti permen apa gitu, rasanya di kampung dulu juga ada (hehe.. kampung mana ya...?)



Proses pembuatan permen labu (klik untuk gambar lebih besar)


Selesai dari pabrik labu, eh, pabrik permen labu, tentu saja dengan beberapa bungkus permen gratis, perjalanan berikutnya adalah menyusuri pantai.. yak.. silahkan membayangkan menyusuri batu-batu karang nan indah rupawan... Hingga akhirnya pergi ke sebuah tempat yang letaknya di balik bukit. Jadi lagi-lagi kita lewat jalan yang berliku-liku, yang disebelah kiri banyak pohan-pohan dan sebelah kanan banyak tobing-tobing (demikianlah kata si Indro...) akhirnya sampailah di sebuah tempat terbuka. Menurut teman kami Kim Jaeil, tempat itu begitu terkenal... di Korea... tentu saja... lah wong saya malah tidak pernah kenal tempat itu (ada yg comment di sebelah: elo aja ke Bali belon pernah... heheh). Jadi kata bung Jaeil, tempat ini sudah ditulis dalam tinta sejarah di buku-buku geografi (sebelumnya dia bilang, di buku geometri... astaga, apa hubungannya ngitung sudut dengan pulau ini???), yaitu tempat yang dahulunya adalah kawah dari gunung berapi yang sekarang ini menjadi pulau Ulleung, istilahnya, basin. Makanya, di daerah sini digunakan tempat bercocok tanam, di antaranya pohon, rumput, dan bunga-bunga... hehe.. maksudnya, karena tanahnya subur maka cocok untuk ditanami, yaitu yang saya lihat adalah jagung, dan jagung. Selain itu, juga disini terdapat sebuah rumah peninggalan masa lalu dimana masa itu rumah-rumah masih terbuat dari jerami, berlantaikan tanah (toiletnya pun... OMG... gak kuku deh...). Tentu saja sang guide dengan semangat memberikan penjelasan dalam bahasa yang dia mengerti, sehingga dengan demikian saya pun bisa kabur dengan sukses cari-cari objek buat difoto.. ^_^;;;



Pemandangan di basin (klik untuk lihat gambar lebih besar)


Selesai dari tempat tadi, maka perjalananpun dilanjutkanlah kembali menyusuri pantai, dimana terdapat batu karang dimana-mana. Bosan sih, tapi mau bagaimana lagi sih... Setelah sampai pada ujung jalan, yang tak lain dan tak bukan adalah....... benar, batu karang! perjalanan pun dilanjutkan dengan menyusuri kembali jalan yang sama (hiks... bosan tidak sih...). Oh hampir lupa, kami sempat mampir di tempat yg adalah berupa ceruk di sisi karang, dimana hawa sejuk mengalir. Jadi di tempat itu dibangun ruangan kira-kira ukuran 3x3 meter, dikasih judul "tempat di mana AC alami berada". Demikianlah, setelah sekian lama, akhirnya sampailah juga di penginapan yang dituju. Dengan mengucap syukur kehadirat Yang Maha Kuasa, ternyata penginapannya tidak mengecewakan, yaitu berupa rumah-rumah kecil, seperti pondok, lengkap dengan kamar tidur, tv berwarna, kulkas, kompor, toilet, dan serangga-serangga iseng.... ^_^;;; Posisi penginapannya juga lumayan oke, di sisi tebing, di kaki bukit, menghadap pantai, cocok buat pacaran, kalau punya pacar tentunya. Kalau tidak punya, ya bisa dinikmati sambil makan barbeque. Tapi kalau punya pacar dan makan barbeque tentunya lebih enak lagi kali yah... *kyung* Yah begitu deh pokoknya.. Bagusnya lagi, penginapan ini menghadap ke laut bagian barat, jadi bisa dibayangkan betapa indah oh indahnya dapat memandang mentari tenggelam. Namun ternyata, datanglah sekumpulan awan-awan tebal di horizon, dengan sukses menutupi matahari tenggelamnya... T_T. Jadilah hari ini diakhiri dengan minum antangin dan bobok karena kecapekan. Bagaimana kisah di hari ke-2? Apakah yang akan terjadi? Jangan lupa untuk kembali kemari..... ^_^

Comments

prananth aanud :)) gak ku ku..
hafiz ahmad said…
oom.. oom..

kalo perginya bareng pacar, di sana banyak tempat2 romantis kagak...? :))

Popular posts from this blog

Palbong Bakery House, Cheongju

Karena nonton drama Kim Tak Gu, kisah si anak (haram) boss tukang roti, yang berjumlah 30 episode, dan setiap episode berdurasi 1 jam-an, jadinya terkena cuci otak berupa mengunjungi Palbong Bakery House tempat si Tak Gu belajar menjadi ahli roti. Lokasi shooting-nya ada di Soam-gol, Cheongju. Di kaki sebuah bukit di Sangdang-dong. Seperti lazimnya lokasi shooting, hanya tampak luar sahaja yang sesuai dengan apa yang ditampilkan di drama. Bagian dalam dari Palbong Bakery mungkin di-shoot di lokasi lain. Di Palbong Bakery yang di Cheongju ini isinya sekarang cafe kecil yang juga menjual roti (roti kampung, katanya...) bukannya rotinya si Tak Gu. Di lantai dua, kalau di drama-nya ceritanya adalah dapur roti, aslinya adalah sofa-sofa tempat pengunjung bisa santai-santai menikmati pemandangan kota Cheongju. Di Soam-gol nya sendiri, sebuah kampung dengan gang-gang di kaki gunung, sepertinya juga tempat shooting drama yang lain, soalnya ada foto-foto scene drama dan artis2nya. Se

Walküre 3rd Live - Walküre wa Uragiranai at Yokohama Arena

Jadi tahun ini akhirnya ada kesempatan ikut bermoyasu bersama dengan Walküre di 3rd live event di Yokohama Arena. Itu juga cuma dapat tiket berdiri di belakang baris terakhir di lantai 2, dan dengan sukses nonton setengah panggung dan setengah punggung orang di depan 😆. Sedangkan hari kedua gak dapat tiket dan mau nonton live viewingnya di Toho juga asa kumaha gitu... kalau kata kang Yayan mah kurang greget (tidak sambil menggerek leher pakai lampu TL). Anyway, jadi berikut ini sekilas highlight konsernya. Pagi-pagi habis subuh jadinya langsung melesat ke stasiun ke Shin-Yokohama, berkaca dari pengalaman di masa lalu dalam perihal mengantre buat concert goods. Jadi jam setengah 8an lebih akhirnya sampai di Yokohama Arena dan langsung kucluk-kucluk nyari tempat orang mengantre. Ekspektasinya sih udah mengular tapi ternyata jam segitu baru sekitar ada 30an orang. Yoy!! Mission accomplished! Cukup lah buat bisa dapet goods yang dikecengin. Kecuai kalau 30 orang itu pada bel