Skip to main content

Sahur... Sahur...

Karena kerjaan makin pusing, akhirnya hampir tiap hari nulisin blog. Eh, tapi bukan itu topiknya kali ini. Ada sedikit cerita dari sahur pertama di warung, di ramadhan tahun ini. Karena kiriman sambel teri+tempe+kacang dari mamak di kampung sudah habis, juga persediaan stok telur dan cabe juga sudah habis, isi kulkas pun sudah jauh berbeda dengan awal-awal puasa, akhirnya saya pun terpaksalah pergi makan sahur ke warung di belakang kampus, kira2 800 meter jaraknya (dihitung-hitung, ini sama dengan jarak dari rumah ke tempat nunggu angkot di depan Itenas...). Tentu saja seperti biasa ditemani ajudan saya bung Prananth untuk pergi makan sahur bersama. Begitu keluar pintu lobby dorm, astaga, ternyata udaranya dah dingin juga... ada lah kira2 12 atau 13 derajat celsius (demikianlah menurut situs meteorologi setempat).


Isi kulkas: kiri: awal puasa, penuh dengan telur, nanas kaleng, sambel teri, sambel goreng, susu strawbery, terong, lemonade, pepsi; kanan: kemaren pagi, cuman sisa air putih dan botol lemonade kosong


Warung yang dituju adalah warung 24 jam dengan judul "Myongga Gimbab" alias dalam huruf hangul nya adalah "명가김밥". Sedikit penjelasan, bahwasanya warung ini bukanlah satu2nya warung 24 jam di belakang kampus, juga bukan yg paling enak. Tapi warung ini ditunggui oleh ajuma-ajuma baik hati yang senang memberikan servis.... Seittt.. jangan mikir yg tidak-tidak, maksudnya servis adalah mereka tidak sungkan dan segan ngasih side-dish berlebih, seperti ikan teri, odeng, kentang, dsb. Kalau lagi beruntung, terutama kalau datang ke sana sekitar jam 3 atau 4 pagi dengan pasang wajah kusam kurang tidur dan mata sayu, bisa dikasih nasi tambahan secara cuma-cuma ^_^ Makanya, warung ini jadi warung favoritnya hampir seluruh mahasiswa Indonesia yang ada di kampus (hampir seluruh, maksudnya dari 6 orang, minimal 4 orang rajin ke sana.. hehe...).



Warung Myongga Gimbab, warung favorit mahasiswa Indonesia


Adapun menu makan sahur untuk hari itu adalah: kalau saya pesan "Godeung'o kimchi cheorim" dan bung Prananth memesan "Sundubu chige". Godeung'o bla-bla-bla adalah sejenis gulai berisi ikan dan kimchi. Jadi rasanya mirip-mirip, kalau di masakan padang itu, gulai simpadeh, alias gulai asam pedas. Tentu saja, karena Korea, rasa asam kimchinya jauh lebih terasa dari rasa pedasnya. Kesimpulan: tidak cocok buat sahur (itu setelah mulut kerasa asem-asem pas pagi-pagi.. T_T). Sedangkan, yang diberi nama sundubu chige adalah sejenis gulai sup berisi sayuran, telur dan tak lupa kerang dan tahu alias dubu (hence, sundubu). Oh, sedikit pengetahuan lagi, berdasarkan pengalaman, di Korea jenis sup dapat dikelompokkan berdasarkan berapa banyak airnya atau kekentalannya (ini mah cuman kira2 aja, entah benar entah tidak). Kalau yang airnya dikit, agak2 kental, itu biasanya namanya mengandung cheorim, ya seperti godeung'o itu. Kalau airnya agak banyak, sedang2 saja, itu namanya mengandung chige, misalnya sundubu chige atau kimchi chige alias sup tuna. Kalau airnya lebih banyak lagi, itu biasanya namanya mengandung kukbab, misalnya sundubu kukbab. Kalau air semua, itu namanya salah pesan... ^_^;;;


 


Godeung'o kimchi cheorim



Sundubu chige


Jadi demikianlah sedikit cerita dari sahur di warung nasi di Korea. Maka dari itu, beruntunglah kalian wahai pemuda pemudi Indonesia yang tinggal di tanah air karena masih dapat merasakan nikmatnya rendang, dendeng balado, sambel goreng di warung-warung nasi terdekat. T__Tq

Comments

hafiz ahmad said…
beruntunglah pula wahai pemuda2 di icu, yang memungkinkan keluar di pagi buta ke warung 24 jam untuk belanja sahur di saat timbunan bahan pangan telah kadaluarsa...

tidak seperti kita yang selalu makan 'sisa' makan malam untuk sahur.. ihiks..
iya kesian yg di woosong, ga bisa keluar dorm 24jam.. soalnya woosong kampus sih, bukan concentration camp di mana penghuninya diharapkan (atau dipaksa?) kerja 24jam sehari =D

eh daku jadi tertarik sama godeungeo kimchi.. biasanya makannya sih chamchi kimchi jjige krn ikannya udah hancur. klo yg godeungeo masih bertulang yah?
maria lubis said…
Kalo nonton pelem korea, kenapa ya eM sendoknya beda sama sendok yang biasa kita pake? Mengapa bisa seperti itu? Bagaimana menurut hukum fisikanya?
Houari Sabirin said…
emang di pelm korea sendoknya sperti naon mar? rasanya mah sama aja, bulat di depan, lurus di belakang....
itu lho hou.. kayaknya bentuknya itu kan beda.. sendok korea agak gepeng, bulatannya lebih kecil (nyendok nasinya lebih dikit :p) bentuk kayak gini: o----
kalo sendok indo kan bulatannya lebih gede, lebih cekung.. tapi yg gituan daku lihat jg kok di kantin sini..
Houari Sabirin said…
he.. masa sih? ga pernah perhatiin... klo kata saya sih emang batangnya lebih panjang

Popular posts from this blog

Nonton konser Momusu...

... di Olympic Hall, Olympic Park, Seoul hari minggu kemarin... Karena tak boleh motret dalam ruangan konser, taspun harus dititipin, jadi cuma bisa motret di luaran, di dalam.. ya pake kamera ponsel seadanya. Konsernya sendiri... hmm... not bad. Walaupun sudah tidak mengikuti perkembangan Momusu, tapi karena mereka menyanyikan seluruh single mereka dari Morning Coffee sampai yg terakhir (entah apa), jadi menyenangkan juga (sempat ikut teriak 'oi! oi! oi!' di single2 lama, dan tau2 sudah mengacung2kan tangan di lagu Happy Summer Wedding... hahaha...). Yang cukup mengejutkan, di sini ternyata lebih banyak cewek yg nonton dan histeris, dibandingkan yg biasa di lihat di dvd konser kan biasanya mas mas otaku... Toyyib... toyyib.... hihi...

What is wrong with those Gals?

Di cerita2 Indonesia jaman dulu: Sangkuriang, Roro Mendut, Putri Jambe, semuanya bercerita tentang cewek yang menerima lamaran cowok, tapi dengan syarat mesti membuat sesuatu yang luar biasa. Setelah itu, melihat sang cowok mampu melakukan syarat-syarat yg dia tentukan, dengan segala upaya akhirnya menggagalkan upaya sang cowok dengan berbagai macam tipu daya. Jadi inikah stereotip wanita Indonesia? Daripada menolak, lebih baik membuat sang cowok bahagia terlebih dahulu, setelah itu ditipu? Cuma mendeduksi fakta... tiada maksud menyinggung... ^_^v *kabur...* oh iya, saya belum nerusin Reason #2 ya... ^^;;;

Kunjungan ke Kareem

... bahkan bumbu nasi kebabnya pun dibungkus sampai ke Daejeon.. ntar masak deh di mabes.. Teringat request Umar ttg foto2 di Kareem, saya jadi ngubek2 isi hdd nyari2 itu foto2 jaman berkunjung ke warung kebabnya Anna Maria bukan Roy Marten berjudul Kareem bukan Abdul Jabbar pula... Setelah siang resah, malam gelisah, makan tak enak, tidur tak nyenyak memikirkan raibnya foto2 itu di hdd, akhirnya tadi malam saya temukan teronggok begitu saja di folder dengan judul "New Folder" di notebook (astaga... di sana ternyata...). Jadilah saya upload..