Skip to main content

(sebelum) Lebaran di Seoul


Tertarik dengan ajakan adik kita Nana dari Daejeon University yg bilang bakal ada lebaran hari Senin di KBRI Seoul, akhirnya saya putuskan untuk mengajak serta ajudan saya bung Prananth untuk lebaran di Seoul. Berangkat Minggu siang di tengah hujan pertama di awal musim gugur, kami bertiga naik kereta api paling murah se-Korea, yaitu Mugunghwa (tiketnya cuman 8900 won, untuk perjalanan sekitar 200 kilo selama hampir 2 jam). Tentu saja, karena beli tiket pas mau berangkat, di tengah acara orang-orang setempat pada balik mudik ke Seoul setelah berlibur weekend... bisa diperkirakan, gak bakal kebagian tempat duduk... ^_^;;; Eh ternyata memang demikianlah adanya, akhirnya terpaksa duduk di tangga masuk kereta. Tapi, ngomong-ngomong... Mugunghwa ini kan ceritanya kereta api kelas ekonomi-nya Korea, dimana orang-orang juga ada kesempatan untuk tidak dapat tempat duduk, persis seperti kereta ekonomi di Indonesia. Tapi ternyata keadaannya tidak seperti kereta sejenis jurusan, misalnya, Rancaekek-Bandung yang klo lebaran dah pada numpuk baik di dalam seperti ikan sarden maupun di luar seperti ikan asin (lho apa hubungannya? ^_^;;;). Sepertinya, walaupun penumpang masih bisa naik walaupun kursi sudah penuh, tapi jumlahnya dibatasi (soalnya sebelumnya coba beli tiket yg lebih awal, ternyata ditolak karena katanya sudah penuh).


Tiket Mugunghwa jurusan Daejeon-Seoul. Kalau berdiri dapat diskon jadi 7900 won


Jadi demikianlah, dengan maksud bermalam takbiran dan makan2 gratis lebaran di KBRI, kita sampai juga akhirnya di stasiun Yeongdeungpo, kira2 jam 5an, terus naik subway sampe ke stasiun Yeoido dekat KBRI. Sampe di KBRI... ha... ternyata sudah ada acara pengajian, alias tinggal 15 menit sebelum berbuka. Akhirnya pucuk dicinta ulam pun tiba, bagai punduk merindukan bulan, dapat juga berbuka dengan menu Indonesia setelah sekian lama... T_Tq. Berikutnya... adalah pengumuman yang mendebarkan mengenai kapan pastinya lebaran.... yang ternyata.... adalah.... Selasa!! Hueee... akhirnya sempat bingun mau ngapain malam itu apakah mau nunggu sampai Selasa, atau balik ke DJ malam itu juga. Akhirnya diputuskan bertiga balik ke DJ, naik Mugunghwa lagi, syukur2 masih ada. Ternyata, eh ternyata, begitu sampai stasiun Seoul, astaga... ternyata banyak orang Korea yg mau mudik lebaran juga, sampai-sampai akhirnya diputuskan gak jadi balik ke DJ karena kereta yg berikutnya masih lama lagi baru berangkat.


Dengan demikian, akhirnya kita bertiga tinggal di Seoul. Saya dan ajudan nelpon Waar yg di KIST, mohon sekiranya diberi tempat berteduh dari dinginnya malam dan derasnya hujan, sementara Nana katanya mau nginap di tempat kenalannya di tempat lain. Akhirnya, berdua deh nunggu dijemput di stasiun Seoul, waktu dimana saya menyadari bahwa Seoul adalah kota 700 paha, eh, maksudnya 700 godaan. Selama nunggu, itu cewek-cewek setempat dengan lancarnya berlalu-lalang dengan rok setinggi-tingginya walaupun cuaca dah mulai dingin (menurut saya sih...) ^_^;;; Tentu saja karena "harom" makanya maaf tidak ada fotonya disini... (meureun kalau kemaren itu nyoba foto satu cewek aja, jangan-jangan dianggap tukang intip yang mesum ^_^;;;).


  


Kaki membengkak setelah berjalan seharian... T_T


Demikianlah akhirnya sekitar jam 11, sampai juga di asrama KIST dengan keadaan kaki sudah bengkak seperti beruang (karena dari paginya dah jalan kaki ke Woosong University ambil baju dan rendang, gara-gara salah turun bis, trus siangnya berdiri di kereta, malamnya jalan naik turun tangga stasiun subway....). Sehabis nginap semalam, akhirnya kita balik lagi ke DJ naik bis (naik bis ini, walaupun bagaimanapun, kalau dapat tiket kemungkinan dapat tempat duduknya adalah 100%!), tapi sebelumnya mampir dulu beli Indomi satu kardus. Tak lupa terima kasih buat Waar dan pak Haznan yang sudah menampung para pengungsi DJ yang kecapekan ini ^_^, sudah dimasakin telor pula pas sahurnya... ntar kapan2 main ke DJ saya masakin telor juga deh.. heheh...

Comments

waaaa sepatunya lutjuuuu!
maria lubis said…
memang aslinya seperti itu, kan ...
hafiz ahmad said…
kok mokona-nya berubah jadi hobbit..? yang bener, houari itu termasuk makhluk yang mana, sih..? :p

btw, beny masih nyimpen rendang paru (jatah buat sekali makan lagi), kalo2 masih tertarik jalan kaki ke woosong dae, ha ha ha...

Popular posts from this blog

Palbong Bakery House, Cheongju

Karena nonton drama Kim Tak Gu, kisah si anak (haram) boss tukang roti, yang berjumlah 30 episode, dan setiap episode berdurasi 1 jam-an, jadinya terkena cuci otak berupa mengunjungi Palbong Bakery House tempat si Tak Gu belajar menjadi ahli roti. Lokasi shooting-nya ada di Soam-gol, Cheongju. Di kaki sebuah bukit di Sangdang-dong. Seperti lazimnya lokasi shooting, hanya tampak luar sahaja yang sesuai dengan apa yang ditampilkan di drama. Bagian dalam dari Palbong Bakery mungkin di-shoot di lokasi lain. Di Palbong Bakery yang di Cheongju ini isinya sekarang cafe kecil yang juga menjual roti (roti kampung, katanya...) bukannya rotinya si Tak Gu. Di lantai dua, kalau di drama-nya ceritanya adalah dapur roti, aslinya adalah sofa-sofa tempat pengunjung bisa santai-santai menikmati pemandangan kota Cheongju. Di Soam-gol nya sendiri, sebuah kampung dengan gang-gang di kaki gunung, sepertinya juga tempat shooting drama yang lain, soalnya ada foto-foto scene drama dan artis2nya. Se

Walküre 3rd Live - Walküre wa Uragiranai at Yokohama Arena

Jadi tahun ini akhirnya ada kesempatan ikut bermoyasu bersama dengan Walküre di 3rd live event di Yokohama Arena. Itu juga cuma dapat tiket berdiri di belakang baris terakhir di lantai 2, dan dengan sukses nonton setengah panggung dan setengah punggung orang di depan 😆. Sedangkan hari kedua gak dapat tiket dan mau nonton live viewingnya di Toho juga asa kumaha gitu... kalau kata kang Yayan mah kurang greget (tidak sambil menggerek leher pakai lampu TL). Anyway, jadi berikut ini sekilas highlight konsernya. Pagi-pagi habis subuh jadinya langsung melesat ke stasiun ke Shin-Yokohama, berkaca dari pengalaman di masa lalu dalam perihal mengantre buat concert goods. Jadi jam setengah 8an lebih akhirnya sampai di Yokohama Arena dan langsung kucluk-kucluk nyari tempat orang mengantre. Ekspektasinya sih udah mengular tapi ternyata jam segitu baru sekitar ada 30an orang. Yoy!! Mission accomplished! Cukup lah buat bisa dapet goods yang dikecengin. Kecuai kalau 30 orang itu pada bel