Skip to main content

Berkunjung ke Pulau Ulleung (hari ke-2)

Selamat berjumpa kembali di catatan perjalanan Houari dan kawan-kawan ke pulau Ulleung. Sekedar mengingatkan, bahwasanya pulau Ulleung terletak di sebelah timur Korea, kira-kira sejauh mata memandang yang terlihat adalah hamparan lautan luas.... bukan, maksudnya sejauh kira-kira 120 kilometer, demikianlah menurut Wikipedia. Untuk mencapainya, dibutuhkan semua transportasi umum darat yang ada: taksi, kereta api, bis (kecuali ojek kali yah, ama bajay... da' ga ada di sini mah...), plus bermuntah ria di kapal feri T_T. Jadi demikianlah, di hari pertama setelah menempuh perjalanan selama sekitar 7 jam, sampailah di pulau Ulleung dan berjalan-jalan mengelilingi pulau dan berakhir di penginapan. Sekarang mari saya ceritakan kisah di hari ke-2....

Hari ke-2, dimulai dengan bangun pagi-pagi buat memotret suasana pagi hari ketika matahari terbit. Jadi bangun sekitar jam setengah enam pagi, trus cari-cari posisi yang tepat di pinggir tebing, di belakang dapurnya tempat makan penginapan. Dengan modal seadanya, yakni kamera Canon Ixus 80, dimulailah memotret seadanya. Lautan luas terbentang, awan menguning, matahari yang sembunyi di balik gunung, etc. etc., Adapun acara kelompok... menurut yang telah ditentukan oleh pengarah acara jalan-jalan ini, yakni saudara Kim Jaeil dan saudara Na Taeyoung, hari ke-2 adalah: di pagi hari: perjalanan hiking ke sebuah puncak gunung di pulau Ulleung bernama gunung... eh, gunung apa... ga tau saya ^_^;;; ya pokoknya gunung lah; di siang hari: kunjungan ke pulau Dokdo, di sekitar sana juga; di malam hari: makan-makan.. yeeeii makan-makan....  Menurut kabar berita bahwa di puncak gunung itu kita bisa melihat sekeliling pulau dengan indah rupawan, tentu saja kalau cuacanya mendukung. Namun demikian, sehubungan dengan kemampuan diri ini yang sangat lemah kalau mendaki gunung (yang daripada di mananya telah dibuktikan dengan sewaktu: 1) paling belakang sampai waktu pertama kali hiking ke gunung Gyeryong; 2) gagal sampai ke puncak waktu hiking ke dua kali ke gunung Gyeryong, malahan sampai keram-keram; 3) sekali lagi, paling belakang waktu hiking ke gunung Songni), dan juga sehubungan karena waktu yang terbatas untuk mendaki, akhirnya orang-orang lemah seperti saya diwajibkan tetap tinggal di darat. *Lucky!* v(^o^)v hehehe... Dengan demikian, mari kita lewatkan saja cerita mendaki gunung karena memang yang cerita tidak ikutan... ^_^. Trus ngapain dong? Ya karena acara berikutnya adalah pergi ke pulau lain, akhirnya kami (oh, kami... ada tiga orang yang gak ikutan naik gunung: 1) Houari, sang penulis 2) Hendry, yg lagi sakit kakinya karena main bola (dia sih biasanya ikutan naik2 gunung, bawa2 kamera gede pula) 3) Lyu Jihye, wah kalau si mbak ini alasan jelasnya saya ga tau. Tapi dia mungkin emang cuman niat ke pantai, ga niat manjat-manjat gunung, wong dari jaman berangkat aja udah siap2 fashion ala pantai: celana pendek (banget) plus baju hampir tank top. ^_^;;;;), diteruskan, akhirnya kami jalan-jalan di pelabuhan, foto-foto sambil nyusurin karang (lagi-lagi karang, lah, apalagi yg ada) sambil ngunyah-ngunyah cumi kering (bau sih, tapi toh orang sini mah udah biasa). Yak, karena acara kami cukup renyah dan garing, mari kita lewatkan saja cerita ini sampai para pendaki gunung kembali dari perjalanannya.



Si cumi yang malang


Sekitar jam 1 siang, akhirnya kam berkumpul lagi di pelabuhan (pelabuhan yang sama dengan yang kemaren) buat naik kapal feri ke pulau Dokdo. Lagi-lagi kapal feri, sudah terbayang, apakah kali ini juga akan mual-mual muntah-muntah... humm.. setidaknya kali ini tidak makan sandwich ikan tuna (huek, membayangkannya saja kok jadi pengen muntah lagi *waktu itu*). Bayangan yang kedua, apakah yang bisa dilihat di pulau Dokdo... humm.. jangan-jangan ada pasir putih terbentang indah dengan nyiur melambai ditiup sang bayu. Bohong sih... sebenarnya bayangan yang kedua ini adalah beberapa hari sebelum berangkat, bayangan yang sama dengan pulau Ulleung. Tentu saja waktu pas mendarat di Dodong kemarin, sudah bisa dilihat dengan jelas, bagaimana bentuknya si pulau Dokdo. Cuma beberapa onggokan karang, yang dua di antaranya cukup besar sehingga bisa didiami orang sehingga cukup alasan bagi Korea dan Jepang buat memperebutkan si onggok-onggokan karang tersebut... heheh.. Masalah rebut merebut ini silahkan baca di Wikipedia lagi deh ya, saya sih susah neranginnya, apalagi soal sejarah. Nah, karena masalah sejarah ini lah, banyak orang Korea berbondong-bondong mengunjungi pulau Dokdo (dipikir-pikir, apa karena nanti suatu saat pulaunya berpindah tangan, mereka ada kenang-kenangan kali ya? tau deh. atau supaya justeru biar pulaunya berhasil dipertahankan... humm.. mestinya dulu orang Indonesia berbondong-bondong juga mengunjungi pulau Sipadan dan Ligitan... hehe.. yah sudahlah, sekarang juga sudah banyak orang Indonesia berbondong-bondong mengunjungi pulau Singapura.. siapa tau gitu loh... ). Begitulah, kemudian tibalah saatnya menaiki kapal feri ke Dokdo, dengan cemas, jangan-jangan huek huek lagi. Tapi ternyata, alhamdulillah..... bersyukur ke hadirat Yang Maha Kuasa, akhirnya selamat juga sampai di Dokdo. Karena AC nya rusak, ada penumpang yg protes2, akhirnya itu pintu feri dibuka gede-gede sampai angin segar lautan luas terasa membelai di wajah. Sampai di Dokdo kira-kira setelah.. alah lupa euy, 60 menit? 90 menit? Trus ngapain di pulau karang sekecil unyil itu? Ya apa lagi kalau bukan... foto-foto!! Sebagai salah satu orang Indonesia pertama yang mendarat di Dokdo (mungkin nggak sih, tapi rasanya seperti itu.. hahaha..) tentunya patut diabadikan mendarat di pulau gak jelas tanpa tujuan yang jelas ^_^;;; Sebenarnya di pulau itu sudah ada pasukan Korea yang mengamat-amati siapa tau tiba-tiba datanglah pasukan Jepang hendak merebut dan menguasai. Jadi di atas karang-karang besar itu sudah dibangun semacam pangkalan kecil, termasuk juga buat para ahli biologi, kelautan, etc. Cuma ternyata kita ga bisa naik ke atas, soalnya jalannya ditutup, dijagain ama pak satpamnya, tentu saja mungkin demi keselamatan bersama. Demikianlah setelah puas berfoto-foto, akhirnya kita kembali pulang ke Ulleung.



Pulau karang Dokdo



Satpam penjaga pulau, plus tulisan dilarang masuk (meureun)


Sekitar jam sore hari (lupa lagi jamnya), kita kembali ke penginapan. Ternyata penginapannya pindah, eh, maksudnya bukan penginapannya yg digusur, tapi kitanya yg pindah penginapan. Dari penginapan yang indah dipinggir tebing, ke sebuah losmen yg sempit. Jadinya kita dibagi dalam tiga kamar... tentu saja pembagiannya sudah jelas: 1 kamar buat cowok, 1 kamar buat cewek, 1 kamar buat bos. Dengan demikian: 1 kamar buat 8 orang, 1 kamar buat 3 orang, 1 kamar buat 1 orang. Pembagian yang adil dan merata. Sekitar habis magrhib, rencananya adalah mencari makan malam. Berhubung pengarah acara juga gak tau tempat makan mana yang enak, akhirnya kita diantar sama yang punya losmen. Dia bilang dia tau tempat makan yang enak (sedikit catatan, yang enak di sini maksudnya adalah ikan mentah.. hiiiih. Karena sesuai dengan selera setempat, combo yang paling nikmat adalah ikan mentah dan soju. Kalo saya sih combo yang paling nikmat adalah sate padang dan sate padang, dua porsi maksudnya... ^_^). Akhirnya kita di antar ke "tempat makan yang enak" itu, yang letaknya ga jauh dari pelabuhan nelayan, jadi klop kan, makan ikan mentah sambil ditemani semilir angin membawa bau ikan2 yg baru ditangkepin, heheh. Dengar punya dengar, tempat ini dipilih oleh si empunya hotel karena restoran itu yang punya adalah koleganya sendiri, dasar nepotisme. Jadilah akhirnya mereka malam itu makan ikan mentah. Mereka? ya mereka lah, saya sih gak kuat makan ikan mentah. Tahun kemaren pas ke pantai juga, dipaksain makan ikan mentah, balik-balik dari restoran langsung dengan sukses m*nc**t-m*nc**t T_Tq. Jadinya kali ini, gak lah ya... sudah cukup muntah-muntah ga perlu ditambah lagi jadi muntaber. Makan apa dong? Ya lagi-lagi makan sup ikan pedes itu seperti kemaren.

 


Grup tari dan musik dari pulau Ulleung.. ^_^ (bukan kok)

Sehabis makan-makan, acara selanjutnya adalah.... norebang alias karaoke!! yeeeeiyy... Pertanyaannya, apakah dipulau sekecil terpencil ini ada norebang? Mengingat kucing pun ada di sini, maka pastilah norebang pun ada (loh, apa hubungannya?). Seakan-akan nantangin pertanyaan mengenai ada tidak ada norebang di Ulleung... begitu masuk ruangannya.... OMG! OMG! OMG! (cukup 3 kali deh) ruangannya gede banget, lengkap dengan meja besar dan sofa yg bisa dipake buat rapat proyek Samsung (lah, naon deui eta?), lengkap dengan sebuah layar LCD besar banget dengan beberapa layar kecil disebelahnya. Di sudut ruangan juga sudah dilengkapi dengan sebuah toilet! Hebat... hebat... padahal selama ini norebang di daratan pun belum pernah ketemu yang sebesar ini. Demikianlah, malam ini ditutup dengan norebang bersama-sama, bahkan bos pun sempat mengagetkan para anak buahnya dengan menyanyi lagu.... disco!! ^_^ tak disangka tak diduga.. Besok hari, hari terakhir, akan disambung di entry berikutnya...

Comments

maria lubis said…
kok kamu jalan-jalan melulu sih eM? jadi iri ... >:(
Houari Sabirin said…
wah bagaimana ya, namanya juga gratisan... hihihi
hafiz ahmad said…
masuk grup 'palang merah' aja jalan2nya seru gitu.. gimana kalo sehat sempurna, yak..? :P
begitulah.. kerja bersama boss gila kerja, emang hidup sehari2 pusing krn banyak kerjaan.. tapi giliran duit proyek masuk.. buanyaaakk.. boss aja jalan2 ke mana2 ;) hihihi... work hard play hard yak..
Houari Sabirin said…
ini yg namanya pasak sebesar tiang... heheh. ya gpp lah, sekejam-kejamnya kerja paksa toh tidak akan lebih dari 7 tahun (habis itu DO namanya... hihihi...)

Popular posts from this blog

Palbong Bakery House, Cheongju

Karena nonton drama Kim Tak Gu, kisah si anak (haram) boss tukang roti, yang berjumlah 30 episode, dan setiap episode berdurasi 1 jam-an, jadinya terkena cuci otak berupa mengunjungi Palbong Bakery House tempat si Tak Gu belajar menjadi ahli roti. Lokasi shooting-nya ada di Soam-gol, Cheongju. Di kaki sebuah bukit di Sangdang-dong. Seperti lazimnya lokasi shooting, hanya tampak luar sahaja yang sesuai dengan apa yang ditampilkan di drama. Bagian dalam dari Palbong Bakery mungkin di-shoot di lokasi lain. Di Palbong Bakery yang di Cheongju ini isinya sekarang cafe kecil yang juga menjual roti (roti kampung, katanya...) bukannya rotinya si Tak Gu. Di lantai dua, kalau di drama-nya ceritanya adalah dapur roti, aslinya adalah sofa-sofa tempat pengunjung bisa santai-santai menikmati pemandangan kota Cheongju. Di Soam-gol nya sendiri, sebuah kampung dengan gang-gang di kaki gunung, sepertinya juga tempat shooting drama yang lain, soalnya ada foto-foto scene drama dan artis2nya. Se

Walküre 3rd Live - Walküre wa Uragiranai at Yokohama Arena

Jadi tahun ini akhirnya ada kesempatan ikut bermoyasu bersama dengan Walküre di 3rd live event di Yokohama Arena. Itu juga cuma dapat tiket berdiri di belakang baris terakhir di lantai 2, dan dengan sukses nonton setengah panggung dan setengah punggung orang di depan 😆. Sedangkan hari kedua gak dapat tiket dan mau nonton live viewingnya di Toho juga asa kumaha gitu... kalau kata kang Yayan mah kurang greget (tidak sambil menggerek leher pakai lampu TL). Anyway, jadi berikut ini sekilas highlight konsernya. Pagi-pagi habis subuh jadinya langsung melesat ke stasiun ke Shin-Yokohama, berkaca dari pengalaman di masa lalu dalam perihal mengantre buat concert goods. Jadi jam setengah 8an lebih akhirnya sampai di Yokohama Arena dan langsung kucluk-kucluk nyari tempat orang mengantre. Ekspektasinya sih udah mengular tapi ternyata jam segitu baru sekitar ada 30an orang. Yoy!! Mission accomplished! Cukup lah buat bisa dapet goods yang dikecengin. Kecuai kalau 30 orang itu pada bel